Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tragedi Kanjuruhan, Wasekjen PBNU: Semua yang Salah dan Lalai Sebaiknya Mundur

Kompas.com - 04/10/2022, 11:15 WIB
Farid Assifa

Penulis

KOMPAS.com - Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Rahmat Hidayat Pulungan menegaskan bahwa semua yang salah dan lalai dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang pada Sabtu (1/10/2022) sebaiknya mundur saja.

Hal itu sebagai bentuk pertanggungjawaban moral dalam peristiwa kerusuhan di Malang yang menyebabkan ratusan orang meninggal.

Rahmat mengatakan, semua yang terjadi ini begitu kasat mata. Semua yang waras bisa menilai siapa yang salah dan lalai.

Baca juga: Kondisi Stadion Kanjuruhan Pasca-tragedi Kerusuhan, 4 Pintu Keluar Rusak, Barang-barang Berserakan

"Sekarang ini era keterterbukaan, percuma ditutup-tutupi. Semua mata di seluruh dunia melihat peristiwa ini, selain ucapan duka mereka juga bertanya-tanya atas kualitas bangsa dan negara kita," kata Rahmat dalam wawancara via ponsel, Selasa (4/10/2022).

Menurut Rahmat, Indonesia ini memimpin pertemuan bergengsi, G20. Forum ini sangat prestisius di semua belahan dunia. Beberapa bulan ke depan Indonesia akan menjadi tuan runah perhelatan terbesar ini.

"Kasus Malang ini membuat kredibilitas kita dipertanyakan dalam banyak aspek. Oleh karena itu, sebaiknya mereka yang salah dan bertanggung jawab segera mundur saja," tegasnya.

Dilansir dari laman resmi Bank Indonesia, bi.go.id, G20 merupakan forum kerja sama multilateral yang terdiri dari 19 negara utama dan Uni Eropa (EU). Komunitas global G20 ini adalah representasi dari 60 persen populasi bumi, 75 persen perdagangan global, dan 80 persen PDB dunia.

Ada pun anggota G20 terdiri dari Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Republik Korea, Rusia, Perancis, Tiongkok, Turki, dan Uni Eropa.

Rahmat lebih lanjut mengatakan, sebagai bangsa yang besar, Indonesia memiliki jati diri sebagai ksatria dan memiliki rasa malu atas tragedi ini. Oleh karena itu, ia meminta semua pihak yang lalai dan bersalah dalam kerusuhan yang mematikan itu agar segera mundur sebagai bentuk tanggung jawab moral.

"Sebaiknya mereka yang telah membuat duka dan malu bangsa kita segera mundur saja," tandasnya.

Diketahui, tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang menewaskan 131 orang. Peristiwa mematikan dengan korban jiwa sebesar itu yang terjadi pada Sabtu malam masuk kejadian terbesar dalam sejarah sepak bola Indonesia dan kedua dalam sejarah olahraga dunia.

Baca juga: Ganjar Siapkan Gelaran Laga Sepakbola di Jateng Sekaligus Kirim Doa Korban Tragedi Kanjuruhan Malang

Polri kemudian mengambil tindakan tegas pasca-tragedi itu dengan mencopot Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat dan 9 anggota Brimob.

Polri juga terus mengusut tuntas kasus tersebut dengan memeriksa puluhan anggotanya yang terlibat dalam penanganan kerusuhan suporter Aremania itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketum GP Ansor Gus Addin Sebut Haerul Amri Aktivis Sejati NU

Ketum GP Ansor Gus Addin Sebut Haerul Amri Aktivis Sejati NU

Regional
Polisi Buru Selebgram soal Arisan Bodong di Bengkulu, Kerugian Rp 2 Miliar

Polisi Buru Selebgram soal Arisan Bodong di Bengkulu, Kerugian Rp 2 Miliar

Regional
Hadi Santoso Gantikan Quatly Abdulkadir Alkatiri Jadi Wakil Ketua DPRD Jateng

Hadi Santoso Gantikan Quatly Abdulkadir Alkatiri Jadi Wakil Ketua DPRD Jateng

Regional
Terobos Palang Pintu, Motor Terserempet Kereta di Banyumas, 2 Orang Tewas

Terobos Palang Pintu, Motor Terserempet Kereta di Banyumas, 2 Orang Tewas

Regional
Laporkan Pelecehan Seksual, Mahasiswi PKL Jadi Tersangka UU ITE

Laporkan Pelecehan Seksual, Mahasiswi PKL Jadi Tersangka UU ITE

Regional
4 Selat Strategis Pelayaran Dunia yang Ada di Kawasan Indonesia

4 Selat Strategis Pelayaran Dunia yang Ada di Kawasan Indonesia

Regional
Bocah SD di Brebes Diduga Jadi Korban Pencabulan Tetangga, Modus Pelaku Pinjamkan Ponsel

Bocah SD di Brebes Diduga Jadi Korban Pencabulan Tetangga, Modus Pelaku Pinjamkan Ponsel

Regional
Pengangguran Terbanyak di Banten Lulusan SMK, BPS: Lulusan SD Paling Banyak Bekerja

Pengangguran Terbanyak di Banten Lulusan SMK, BPS: Lulusan SD Paling Banyak Bekerja

Regional
Kasus Ayah Perkosa Anak Terungkap saat Korban Ketakutan di Pojok Ruangan

Kasus Ayah Perkosa Anak Terungkap saat Korban Ketakutan di Pojok Ruangan

Regional
Ratusan Ribu Suara Pemilu di Babel Tidak Sah, KPU Siapkan Pengacara

Ratusan Ribu Suara Pemilu di Babel Tidak Sah, KPU Siapkan Pengacara

Regional
2.540 Ekor Burung Liar Diselundupkan ke Jawa, Diduga Hasil Perburuan Hutan Lampung

2.540 Ekor Burung Liar Diselundupkan ke Jawa, Diduga Hasil Perburuan Hutan Lampung

Regional
HUT Ke-477 Kota Semarang, Pemkot Semarang Beri Kemudahan Izin Nakes lewat Program L1ON

HUT Ke-477 Kota Semarang, Pemkot Semarang Beri Kemudahan Izin Nakes lewat Program L1ON

Kilas Daerah
Polda NTT Bentuk Tim Gabungan Ungkap Kasus Penemuan Mayat Terbakar di Kota Kupang

Polda NTT Bentuk Tim Gabungan Ungkap Kasus Penemuan Mayat Terbakar di Kota Kupang

Regional
Ketua Nasdem Sumbar Daftar Pilkada Padang 2024

Ketua Nasdem Sumbar Daftar Pilkada Padang 2024

Regional
Sopir Innova Tewas Diduga Serangan Jantung dan Tabrak 2 Mobil di Solo

Sopir Innova Tewas Diduga Serangan Jantung dan Tabrak 2 Mobil di Solo

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com