Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Tari Aniri dan Orok, Warisan Budaya Masyarakat Papua Barat

Kompas.com - 04/09/2022, 12:25 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com- Salah satu tarian tradisional dari Papua Barat adlaah tari Aniri. Tarian ini berasal dari daerah Distrik Kokas, Kabupaten Fakfak, Papua Barat.

Tarian sakral ini menggambarkan pembebasan pembebasan seorang anak dari gangguan setan setelah ditelantarkan oleh kedua orang tuanya yang pergi ke dusun.

Tarian tersebut dibawakan secara berkelompok oleh penari laki-laki dan wanita, serta dilakukan pada sore atau malam hari.

Baca juga: 10 Tari Tradisional Jawa Barat, dari Jaipong hingga Kamonesan

Dilansir dari situs gramedia.com, susunan tarian ini dibagi menjadi empat bagian, yaitu bagian orang tua, anak kecil yang tinggal sendirian di rumah.

Lalu di bagian ketiga ada adegan roh jahat yang mendatangi anak kecil di rumah. Bagian keempat orang tua yang datang mencari anaknya.

Setelah kedua orang tuanya bertemu dengan anaknya yang telah dibebaskan dari kuasa setan, mereka lalu mengikuti para pembebas.

Baca juga: Mengenal Suku Minang, dari Asal-usul hingga Tradisi

Setidaknya, terdapat tiga gerakan khusus dalam tarian ini yang menjadi pembeda dari tarian adat Papua lainnya, yaitu wae ndi (gerakan yang melindungi anak dari gangguan setan), aniri ndi (gerakan memberi makan setan agar mau melepaskan anaknya), dan wapa (gerakan proses pembebasan anak dari kekuasaan setan).

Tari Orok

Tari orok merupakan tarian tradisional khas masyarakat Suku Tehit yang tinggal di Distrik Sawiat, Sorong, Papua Barat.

Dilansir dari situs kemdikbud.go.id, tarian ini dianggap memiliki derajat lebih tinggi dari tarian tradisional lainnya.

Tarian dan nyanyian orok berkembang dalam budaya sukubangsa Tehit yang tinggal di distrik Sawiat.

Syair lagu dalam tarian orok, berisikan pujian atau mazmur. Berdasarkan Informasi di lapangan nyanyian orok diciptakan oleh moyang yang bernama “Semit Bolo Majefak.

Tanpa iringan alat musik

Masyarakat Suku Tehit memiliki tiga jenis tarian, yaitu orok, dirkehen, dan say kohok.

Tarian tersebut dimainkan tanpa alat musik untuk mengiringi. Tarian ini mengandalkan suara atau irama lagu atau nyanyian yang dilantunkan oleh pemimpin tarian.

Lantunan itu kadang-kadang akan dibalas oleh peserta lainnya atau penari lainnya.

Lalu, perbedaan dari ketiga jenis tarian tradisional itu ada pada syair lagu, momen pentas dan irama hentakan kaki.

Tari orok biasanya dimainkan saat upacara adat, tarian dirkehen biasanya ditarikan pada saat peresmian rumah adat kehen, sedangkan tarian say kohok biasanya ditarikan pada saat pembayaran mas kawin, pada rumah adat yang disebut mbol atau bol kehen.

Lagu-lagu orok yang diciptakan atau disyairkan biasanya terinspirasi dari keadaan dan kondisi alam.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Korupsi Pembangunan Hotel Rp 22,6 Miliar, Eks Bupati Kuansing Ditahan

Korupsi Pembangunan Hotel Rp 22,6 Miliar, Eks Bupati Kuansing Ditahan

Regional
Kronologi Siswa SMP Bunuh Bocah 7 Tahun di Sukabumi, Korban Disodomi Dua Kali oleh Pelaku

Kronologi Siswa SMP Bunuh Bocah 7 Tahun di Sukabumi, Korban Disodomi Dua Kali oleh Pelaku

Regional
Ibu Rumah Tangga Pengedar Sabu di Balikpapan Ditangkap, Barang Bukti 33,5 Gram

Ibu Rumah Tangga Pengedar Sabu di Balikpapan Ditangkap, Barang Bukti 33,5 Gram

Regional
Truk Tabrak Truk di Bawen Tewaskan 1 Orang, Warga: Dari Atas Kencang, lalu 'Bres'

Truk Tabrak Truk di Bawen Tewaskan 1 Orang, Warga: Dari Atas Kencang, lalu "Bres"

Regional
Pegawai Ditangkap Kasus Perdagangan Burung, Bea Cukai Kalbagbar: Bukan Penyelundupan

Pegawai Ditangkap Kasus Perdagangan Burung, Bea Cukai Kalbagbar: Bukan Penyelundupan

Regional
Penimbun Solar Subsidi Ditangkap Saat Tidur di Salatiga, Kantongi 19 Nomor Pelat Kendaraan

Penimbun Solar Subsidi Ditangkap Saat Tidur di Salatiga, Kantongi 19 Nomor Pelat Kendaraan

Regional
Wujudkan SDM Unggul, Gubernur Kalteng Sugianto Luncurkan Berbagai Program Pendidikan

Wujudkan SDM Unggul, Gubernur Kalteng Sugianto Luncurkan Berbagai Program Pendidikan

Regional
Terjatuh Saat Jual Babi di Pasar, Seorang Petani di Sikka Meninggal

Terjatuh Saat Jual Babi di Pasar, Seorang Petani di Sikka Meninggal

Regional
Jalan Pantura Demak-Kudus Tersendat Lagi, Polisi Belakukan 'Contraflow'

Jalan Pantura Demak-Kudus Tersendat Lagi, Polisi Belakukan "Contraflow"

Regional
Berencana Kuras Isi Minimarket, Komplotan Bandit sampai Sewa Mobil untuk Kabur

Berencana Kuras Isi Minimarket, Komplotan Bandit sampai Sewa Mobil untuk Kabur

Regional
Istri Mantan Bupati Ikut Ramaikan Bursa Pilkada Banyumas

Istri Mantan Bupati Ikut Ramaikan Bursa Pilkada Banyumas

Regional
Video Viral Pendaki Nyalakan 'Flare' di Gunung Andong, Pengelola Merasa Kecolongan

Video Viral Pendaki Nyalakan "Flare" di Gunung Andong, Pengelola Merasa Kecolongan

Regional
Curhat Anak Korban Pembunuhan yang Mayatnya Disimpan Dalam Koper di Cikarang

Curhat Anak Korban Pembunuhan yang Mayatnya Disimpan Dalam Koper di Cikarang

Regional
Korupsi Modal Bank, Mantan Kepala Bappeda Bireuen Divonis 3 Tahun Penjara

Korupsi Modal Bank, Mantan Kepala Bappeda Bireuen Divonis 3 Tahun Penjara

Regional
Ratusan Polisi Dikerahkan Amankan Krui World Surf 2024

Ratusan Polisi Dikerahkan Amankan Krui World Surf 2024

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com