Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bocah 16 Tahun Sudah 2 Bulan Tidur di Makam Mendiang Ayahnya, Alasannya Ingin Dekat

Kompas.com - 06/08/2022, 11:51 WIB
Labib Zamani,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

BOYOLALI, KOMPAS.com - Seorang bocah berusia 16 tahun, BW, sudah dua bulan tidur di makam mendiang ayahnya di pemakaman umum, tepatnya di perbatasan antara Boyolali dan Sukoharjo, Jawa Tengah.

Bocah itu diketahui tidur di makam ayahnya oleh petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Boyolali, Jawa Tengah yang sedang melaksanakan patroli.

Awalnya, bocah ini tertangkap petugas Satpol PP sedang mengamen di kawasan lampu merah Surowedanan, Boyolali Kota, Boyolali.

Baca juga: GPH Bhre Sering Tidur di Makam Mangkunegara IX Sebelum Diumumkan Jadi Penerus Tahta

Bocah itu kemudian dibawa ke kantor untuk dilakukan pembinaan. Setelah itu, BW diserahkan ke Kasi Penindakan Satpol PP Tri Joko Mulyono.

Tri Joko mengaku kaget setelah dirinya menggali informasi bocah itu setiap harinya tidur di makam mendiang ayahnya.

"Setelah itu kami koordinasi dengan Dinas Sosial dan KB. Terus saya cek ke lokasi (pemakaman) sama anaknya itu. Awalnya di Sawit, setelah sampai di sana ternyata bukan Sawit, tapi masuk perbatasan antara Boyolali dan Sukoharjo," kata Tri dihubungi Kompas.com, Sabtu (6/8/2022).

Tri menambahkan dari keterangan bocah itu tidur di makam agar dekat dengan mendiang ayahnya.

"Dia itu tidur di makam tersebut karena dia berpikir dia dekat mendiang ayahnya. Dari cerita anak itu ayahnya dimakamkan di situ," ungkap dia.

Tidak tega dengan kondisi bocah itu yang tidur di makam, Tri kemudian mengambil semua barang-barang milik bocah itu di makam untuk dibawa ke rumah singgah Boyolali.

Baca juga: Cerita Petugas Pemakaman Covid-19, Kewalahan hingga Makan dan Tidur di Makam

"Saat kita melihat keberadaan lokasinya itu benar-benar membuat trenyuh. Tempatnya benar-benar sudah lama tidur di makam. Anak ini kelihatan polos. Saya awalnya juga tidak percaya anak itu tidur di makam," kata dia.

"Dengan koordinasi Dinas Sosial anak itu kita tempatkan di rumah singgah. Ada ruangan khusus di sana sehingga tidak menjadi satu sama ODGJ," sambung dia.

Tri menambahkan pihaknya terus mencari informasi terkait bocah tersebut dengan berkoordinasi lintas sektoral. Menurut Tri, dari pengakuannya bocah itu yatim piatu.

"Dari pengakuan anak itu dia lima bersaudara. Dia paling bungsu. Terus kakak-kakaknya ada yang di Bogor, Jakarta dan sebagainya. Dari pengakuannya tidak pernah komunikasi," terang dia.

Dikatakan Tri, bocoh itu putus sekolah sejak Sekolah Dasar (SD). Kemudian untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari dia bekerja serabutan.

Baca juga: Mantan Atlet Olimpiade Tidak Punya Rumah Sudah 4 Tahun Tidur di Kuburan

Bahkan, bocah itu bercerita pernah ikut kerja proyek pembangunan sebagai kuli bangunan. Setiap hari selama kerja proyek bocah itu tidurnya di bedeng (rumah sementara).

Bocah itu, kata Tri juga pernah ikut kerja di tempat pencucian kendaraan. Karena sudah tidak lagi bekerja di tempat pencucian kendaraan, bocah itu akhirnya mengamen.

"Keterangan anak itu mengamen karena sedang tidak punya pekerjaan. Dia ngamen sulak-sulak di traffic light. Katanya baru sebulan (ngamen sulak-sulak)," kata Tri.

Lebih jauh, Tri menyampaikan akan berkoordinasi dengan berbagai lintas sektoral untuk mencari tahu bocah tersebut. Sementara bocah itu ditempatkan di rumah singgah Boyolali.

"Kalau perlu kita kerja sama lintas daerah/sektoral untuk mencari tahu anak itu," ungkap Tri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Bullying' Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

"Bullying" Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

Regional
50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

Regional
Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Regional
Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Regional
Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Regional
Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Regional
Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Regional
Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Regional
Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Regional
Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Regional
Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

Regional
115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

Regional
Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Regional
Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com