Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Aipda Dwi Cahyo Menangis Saat Kakinya Dibasuh Anak SD | Juragan Barang Bekas Tewas Ditembak

Kompas.com - 04/07/2022, 07:40 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Berita kisah Aipda Dwi Cahya menangis saat kakinya dibasuh anak sekolah dasar (SD) menjadi perhatian publik.

Diketahui, Apida Dwi Cahyo merupakan Bhabinkamtibmas Tegalpanggung, Danurejan, Kota Yogyakarta.

Sementara siswa SD yang membasuh kakinya adalah Akbar Eka Riyadi Santoso, siswa SD Widoro, Tegalpanggung.

Video Dwi Cahyo menangis saat kakinya dibasuh Akbar pun viral di media sosial.

Momen haru itu terjadi saat Aipda Dwi Cahyo datang ke Wisuda siswa-siswa SD Widoro.

Dwi Cahyo datang ke sekolah itu sebagai wali dari Akbar, karena ibu bocah SD itu meninggal dan sang ayah bekerja serabutan di luar kota.

Sementara itu, seorang juragan barang bekas di Sidoarjo, Jawa Timur, tewas ditembak.

Penembakan terhadap juragan barang bekas itu terjadi di jembatan layang Desa Tenggulunan, Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo, Senin (27/6/2022) malam.

Setelah dua hari menjalani perawatan akibat luka tembak di leher dan dan dana, korban akhirnya meninggal dunia pada Rabu (29/6/2022).

Setelah melakukan penyelidikan dan penyidikan, polisi akhirnya berhasil menangkap pelaku yakni berinisial JO.

Kepada polisi, JO mengaku menembak korban atas perintah PE dan dijanjikan akan dibayar Rp 100 juta.

Berikut populer nusantara selengkapnya:

1. Aipda Dwi Cahyo menangis saat kakinya dibasuh anak SD

Dwi Cahyo mengatakan, ia kenal dengan Akbar saat ibunya sakit.

Saat bertemu dengan Pak Cip, sapaan Dwi Cahyo, Akbar Eka tidak mau sekolah karena sang ibu, Siti Sulasiah sakit parah. Sang ibu pun dirawat di RS karena sakit ginjal.

Karena keterbatasan ekonomi, ibunya dibawa pulang ke rumah dan menjalani perawatan di rumahnya terletak di Tegalpanggung, Kota Yogyakarta.

Tak sanggup menahan rasa sakit yang berkepanjangan, sang ibu dari bocah itu menghembuskan napas terakhirnya.

"Sekarang sudah meninggal. Fokus saya waktu itu dua yaitu membujuk Akbar tetap sekolah sama nutup biaya operasi ibunya," kata Aipda Dwi, Jumat (1/7/2022).

Kata Cip, setelah ibunya meninggal, Akbar pun tidak mau sekolah sampai akhirnya Cip pun membujuknya dan ia pun mau bersekolah dan menjalani wisuda purna siswa SD Widoro.

"Entah dia spontan apa bagaimana, tiba-tiba Akbar datang ke saya. Dia membasuh kaki saya. Karena walinya gak ada. Ibunya meninggal, ayahnya serabutan di luar kota. Saya ikut menangis saat itu," terang dia.

Baca juga: Kisah Aipda Dwi Cahyo yang Viral karena Menangis Saat Kakinya Dibasuh Anak SD

 

2. Juragan barang bekas tewas ditembak

JO (baju orange) pelaku penembakan Sabar di Sidoarjo Senin (27/6/2022) malam.Dok Humas Polresta Sidoarjo JO (baju orange) pelaku penembakan Sabar di Sidoarjo Senin (27/6/2022) malam.

Kepala Kepolisian Resor Kota (Kapolresta) Sidoarjo Kombes Kusumo Wahyu Bintoro mengatakan, saat beraksi, JO menyamar dengan memakai atribut ojek online (ojol) supaya korban tidak curiga.

"Pelaku penembakan mengenakan atribut ojol berwarna hijau sehingga bisa leluasa mendekati posisi korbannya," ujarnya, Jumat (1/7/2022) malam.

Kata Kusumo, dalam melakukan aksinya, JO dijanjikan oleh pelaku utama PE dengan upanya Rp 100 juta untuk membunuh korban.

JO, sambung Kusumo, mengaku disuruh pelaku utama PE yang dilanda cemburu karena korban pernah menggoda istrinya.

"Istri PE pernah digoda oleh korban enam tahun lalu," ujarnya.

Saat melakukan aksinya, kata Kusumo, pelaku mengenakan atribut ojek online (ojol) agar targetnya tidak curiga.

"Pelaku penembakan mengenakan atribut ojol berwarna hijau sehingga bisa leluasa mendekati posisi korbannya," ujarnya.

Baca juga: Detik-detik Juragan Rongsokan di Sidoarjo Ditembak Pembunuh Bayaran, Pelaku Menyamar untuk Dekati Korban

 

3. Cerita korban erupsi Gunung Semeru jalan kaki dari Lumajang ke Jakarta

Korban erupsi Gunung Semeru, Masbud, Pangat, dan Nor Holik (dari kiri ke kanan) singgah di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (1/7/2022).KOMPAS.COM/FADLAN MUKHTAR ZAIN Korban erupsi Gunung Semeru, Masbud, Pangat, dan Nor Holik (dari kiri ke kanan) singgah di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (1/7/2022).

Tiga orang korban erupsi Gunung Semeru asal Desa Sumberwuluh, Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, berjalan kaki dari desanya menuju Jakarta.

Ketiga orang yang terdiri atas Nor Holik (41), Pangat (52), dan Masbud (36) ini akan menemui Presiden Jokowi agar menghentikan kegiatan penambangan pasir di Sungai Regoyo yang melintas di desanya. Ketiganya memulai jalan kaki sejak (21/6/2022) lalu.

Perjalanan mereka menuju ke Jakarta untuk menemuia Jokowi ternyata tidak semulus yang diharapkan.

Holik mengatakan, sempat mendapat ancaman akan ditabrak oleh seseorang usai singgah di Yogyakarta, Rabu (29/6/2022).

"Teman telepon katanya 'hati-hati jangan kirim video dan foto karena sampeyan akan ditabrak lari'," kata Holik saat singgah di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (1/6/2022).

Mendapat ancaman itu, kata Holik, sempat terbesit di pikiran mereka untuk menghentikan perjalanan ke Jakarta.

Namun, mereka memutuskan untuk melanjutkannya lagi.

"Sempat kepikiran (menghentikan niat jalan kaki ke Jakarta) karena teman saya menerima informasi ada teror dari Lumajang," ujarnya.

Baca juga: Seandainya Protes Kami Dulu Didengarkan, Mungkin Desa Kami Tidak Tertimbun oleh Pasir”

 

4. Kecelakaan di Tol Cipali, 2 penumpang Bus Primajasa meninggal, 1 luka berat

Ilustrasi kecelakaan kendaraan.Shutterstock Ilustrasi kecelakaan kendaraan.

Kecelakaan lalu lintas yang melibatkan Bus Primajasa dan truk pengakut ayam terjadi di Km 92 Tol Cipali, Minggu (3/7/2022).

Akibat kecelakaan itu, dua orang penumpang Bus Primajasa meninggal dunia.

Selain korban meninggal, terdapat satu korban luka berat dan 12 luka ringan.

"Petugas layanan keselamatan ASTRA Tol Cipali dengan sigap mengevakuasi 12 orang korban luka ringan, 1 orang korban luka berat dan 2 korban meninggal dunia ke RS Radjak Hospital Purwakarta," kata Kepala Divisi Operasi Astra Tol Cipali, Sri Mulyo, dikutip dari TribunJabar.id.

Baca juga: Kecelakaan di Tol Cipali, 2 Penumpang Bus Primajasa Meninggal, 1 Luka Berat

 

5. 46 calon haji dideportasi karena berangkat lewat perutsaahn tidak resmi

Kuota haji 2022 untuk Indonesia sudah keluar, yaitu sebanyak 100.051 jemaah.PIXABAY Kuota haji 2022 untuk Indonesia sudah keluar, yaitu sebanyak 100.051 jemaah.

Sebanyak 46 warga negara Indonesia (WNI) calon haji furoda alias orang yang berhaji lewat kuota undangan Raja Arab Saudi dideportasi dari Tanah Suci karena masalah visa.

Mereka dipulangkan karena menggunakan jasa dari perusahaan travel bernama PT Alfatih Indonesia Travel yang tidak terdaftar di Kementerian Agama (Kemenag) RI.

Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama (Kemenag) KBB Didin Saepudin mengatakan, saat ini pihaknya tengah mengumpulkan data-data terkait informasi tersebut.

Kata Didin, Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) yang berangkat melalui Kemenag KBB merupakan mitra penyelenggaraan haji yang memiliki izin resmi dari Kemenag.

"Kalau yang dikelola Kemenag itu pastinya KBIHU yang sudah berizin. Nah apalagi itu (PT Alfatih Indonesia Travel) tidak terdaftar di Kemenag pusat, jadi itu di luar kewenangan kami," kata Didin saat dihubungi, Minggu (3/7/2022).

Baca juga: 46 Calon Haji yang Dideportasi Berangkat Lewat Perusahaan Jasa Tak Resmi di Bandung Barat

 

Sumber: KOMPAS.com (Penulis: Bagus Puji Panuntun | Editor : Rachmawati, Reza Kurniawan, Reni Susanti)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Regional
Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Regional
Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Regional
Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Regional
Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Regional
Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Regional
Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

Regional
115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

Regional
Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Regional
Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Regional
Harga Anjlok dan Cold Storage Tak Memadai, Nelayan di Aceh Terpaksa Buang 3 Ton Ikan

Harga Anjlok dan Cold Storage Tak Memadai, Nelayan di Aceh Terpaksa Buang 3 Ton Ikan

Regional
Pilkada Banten 2024, Gerindra-Demokrat Ingin Lanjutkan KIM di Banten

Pilkada Banten 2024, Gerindra-Demokrat Ingin Lanjutkan KIM di Banten

Regional
Pengusaha Kerajinan Tembaga Boyolali Ditemukan Tewas di Rumahnya, Diduga Dibunuh

Pengusaha Kerajinan Tembaga Boyolali Ditemukan Tewas di Rumahnya, Diduga Dibunuh

Regional
Puncak Gunung Lewotobi NTT Hujan Deras, Warga Diimbau Waspadai Banjir Lahar

Puncak Gunung Lewotobi NTT Hujan Deras, Warga Diimbau Waspadai Banjir Lahar

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com