Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perkutut Lokal, Lambang Limo Wasto yang Mulai Digemari Masyarakat

Kompas.com - 26/06/2022, 12:14 WIB
Dian Ade Permana,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi

SALATIGA, KOMPAS.com - Bagi pemiliknya, perkutut tak sekadar burung peliharaan. Ada nilai lebih dari burung yang identik dengan warna abu-abu ini.

Menurut Ketua Paguyuban Pelestari dan Pecinta Perkutut Lokal Seluruh Indonesia (P4LSI) Korwil Salatiga dan Kabupaten Semarang Bambang Arif S, perkutut adalah salah satu dari bagian 'limo wasto' atau cara pria meraih kesempurnaan.

"Jadi antara burung dengan pemiliknya ini harus ada kecocokan atau chemistry agar perkutut yang dipelihara hasilnya maksimal," ujar Bambang saat ditemui di Lapangan Gantangan Bung Karno, Sidomukti, Kota Salatiga, Minggu (26/6/2022).

Baca juga: 8 Ternak Mati, Pemkot Salatiga Mulai Vaksinasi PMK

Bambang menuturkan, sebagai bagian dari tradisi nenek moyang, memelihara perkutut harus dilestarikan.

"Perkutut lokal ini memang menarik, karena bagi yang percaya, ada unsur mistis yang mengikutinya. Karenanya harus ada keterkaitan dan keterikatan antara burung dan pemiliknya," paparnya.

"Dua tahun terakhir ini, penggemar perkutut bertambah banyak. Ada euforia dari masyarakat untuk memelihara perkutut, banyak komunitas-komunitas penggemar bermunculan," imbuhnya. 

Tak hanya penggemar yang bertujuan hobi, sejumlah acara perlombaan untuk prestasi juga secara rutin diadakan.

Mulai dari latihan bersama, latihan prestasi hingga tingkat nasional juga diadakan.

Baca juga: Belum Ada Perda Larangan Pemberian Uang untuk Pengemis, Ini Langkah Pemkot Salatiga

Terkait event Lomba Perkutut Lokal Kapolres Salatiga Cup 2022, Bambang menilai, acara itu menjadi ajang silaturahmi dan paseduluran pemilik perkutut.

"Ini sangat kita apresiasi, karena peserta berasal dari berbagai daerah di Jateng dan DIY. Sebanyak lima kelas dibagi 10 sesi, masing-masing perkutut tampil 30 menit diambil juara. Setelahnya akan dinilai untuk grand champion," jelas Bambang.

Menurut Bambang, harga burung perkutut lokal berkisar antara Rp 500.000 hingga Rp 5 juta.

"Namun jika sudah berprestasi dan meraih banyak juara, bisa lebih mahal. Tergantung kesepakatan pembeli dan penjual, kalau yang 'gayer' bisa sampai Rp 20 juta dan burung yang masuk kategori 'korslet' hingga Rp 50 juta karena memiliki katuranggan," ujarnya.

Baca juga: Terduga Pembunuh Sumiyati Ditangkap Saat Makan Dekat Mapolres Salatiga

Sementara Kumbara, Wakil P4LSI Korda Jawa Tengah mengatakan, saat ini hampir setiap minggu ada lomba gantangan perkutut lokal.

"Memang semangat awalnya untuk memerkuat kembali dasar budaya jawa, selain tentu meningkatkan kualitas perkutut lokal," kata dia.

Kapolres Salatiga AKBP Indra Mardiana mengatakan, lomba perkutut lokal ini diadakan dalam rangka peringatan Hari Jadi ke-76 Bhayangkara yang jatuh pada 1 Juli.

Baca juga: Fenomena Ribuan Ulat Bulu Teror Warga Kota Salatiga, Siti: Saya Kumpulkan Dapat 3 Ember

 

"Kita mengapresiasi penyelenggaraan lomba ini karena bisa menyatukan peserta dari berbagai daerah, selain menyalurkan hobi juga menggerakan perekonomian masyarakat," ujarnya.

Menurut Indra, burung perkutut adalah salah satu simbol kelestarian budaya Jawa.

"Kita semua memiliki tanggung jawab untuk meneruskan dan menjaganya agar tetap menjadi budaya Jawa," kata Indra.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Bullying' Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

"Bullying" Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

Regional
50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

Regional
Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Regional
Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Regional
Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Regional
Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Regional
Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Regional
Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Regional
Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Regional
Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Regional
Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

Regional
115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

Regional
Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Regional
Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com