Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertama di Indonesia, Becak Listrik Digunakan untuk Penumpang Umum

Kompas.com - 25/06/2022, 10:51 WIB
Dian Ade Permana,
Khairina

Tim Redaksi

SALATIGA, KOMPAS.com - Tak pernah terbayangkan di benak anggota Persatuan Tukang Becak Salatiga (PTBS) menerima bantuan yang bisa meringankan pekerjaannya dalam mencari nafkah.

Selama ini, kebanyakan mereka menerima bantuan berupa sembako.

Kali ini, bantuan yang diserahkan dari Paguyuban Warga Salatiga (Pawarsa) adalah becak listrik buatan Wiwin Vegas, warga Yogyakarta.

Baca juga: Puluhan Tukang Becak di Kulon Progo Terima THR di Akhir Ramadhan

Wiwin mengatakan, pembuatan becak listrik terinspirasi saat dirinya menjemput anaknya sekolah. Saat itu, dia melihat seorang berusia lanjut yang terengah-engah mengayuh becak.

"Saya merasa kasihan dan tertantang untuk membantu karena di usia tuanya dia masih mencari nafkah," jelasnya Sabtu (25/6/2022) di Rumah Sakit Paru Ario Wirawan Salatiga (RSPAW).

Dia kemudian membuat riset dan serangkaian uji coba agar becak listriknya terasa nyaman saat dikendarai. Hingga saat ini total ada 20 becak listrik yang dibuatnya dengan harga sekitar Rp 17 juta.

"Untuk pembuatan tidak ada kendala berarti, kan konversi dinamo ke becak. Proses pembuatan memakan waktu satu minggu," terangnya.

Wiwin mengungkapkan, untuk perawatan juga tidak susah. Terpenting adalah mesin tidak terendam air.

"Kalau cuci juga dilap aja pakai kain, kalau hujan juga tidak masalah. Ini sudah dites dan uji coba, semua berjalan baik," paparnya.

Dia menegaskan bahwa mesin becak listrik bukan menggantikan tenaga manusia tapi membantu.

"Jadi ini tetap bisa dikayuh, kalau mesin dihidupkan itu serasa ada tenaga dorong sehingga lebih ringan saat berjalan. Bebannya bisa hingga 250 kilogram," kata Wiwin.

Baca juga: Kisah Tukang Becak Asal Sampang Naik Haji, Kumpulkan Uang dengan Menabung Emas

Sementara Ketua Paguyuban Warga Salatiga (Pawarsa) Azis Said mengatakan bantuan becak listrik ini untuk membantu tukang becak dalam mencari nafkah untuk keluarga.

"Ini juga dalam rangka modernisasi yang ramah lingkungan. Kalau becak yang pakai mesin motor itu regulasinya juga tidak jelas, sehingga kami mendorong penggunaan energi listrik di becak-becak ini," ungkapnya.

Dia juga menyatakan bahwa becak listrik yang digunakan ini adalah yang pertama di Indonesia.

"Ini memang yang pertama untuk komersial, jadi ini bisa menunjang kerja tukang becak di Salatiga," kata Azis.

Masa pakai baterai becak listrik bisa mencapai 40 kilometer setelah di-charge penuh.

"Untuk jenis baterai lithium usia pemakaian hingga empat tahun sementara jika menggunakan baterai kering hanya selama sekira satu tahun. Harganya memang lebih mahal yang lithium," jelasnya.

Ketua PTBS Joko Winarno menyampaikan terima kasih atas bantuan becak listrik dari Pawarsa.

"Ini merupakan terobosan baru yang inovatif dan memanusiawikan tukang becak, sangat membantu dan meringankan kerja kami," terangnya.

Dia mengungkapkan total tukang becak di Salatiga sebanyak 127 orang yang terbagi dalam 10 kelompok.

"Kalau jumlah becaknya ada 120 buah, ini lagi kita lakukan pendataan karena banyak juga anggota yang tidak aktif," kata Joko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Regional
Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Regional
Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Regional
Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Regional
Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Regional
Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Regional
Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Regional
Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Regional
Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

Regional
115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

Regional
Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Regional
Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Regional
Harga Anjlok dan Cold Storage Tak Memadai, Nelayan di Aceh Terpaksa Buang 3 Ton Ikan

Harga Anjlok dan Cold Storage Tak Memadai, Nelayan di Aceh Terpaksa Buang 3 Ton Ikan

Regional
Pilkada Banten 2024, Gerindra-Demokrat Ingin Lanjutkan KIM di Banten

Pilkada Banten 2024, Gerindra-Demokrat Ingin Lanjutkan KIM di Banten

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com