KOMPAS.com - Grup lawak Aneka Ria Srimulat didirikan Teguh Slamet Rahardjo dan Raden Ayu Srimulat di Kota Solo pada tahun 1950.
Pada tahun 1961, pimpinan Aneka Ria Srimulat memindahkan pusat aktivitas pertunjukan ke Surabaya.
Hal tersebut ditulis di jurnal pendidikan sejarah, Grup Lawak Aneka Ria Srimulat Surabaya Tahunn 1961-1989 yang ditulis Dwi Anni Esya dan Yohannes Hanan Pamungkas dari Universitas Negeri Surabaya.
Baca juga: Dari Solo ke Surabaya, Ini Sejarah Grup Lawak Aneka Ria Srimulat (1)
Saat tampil pertama kali di THR Surabaya, nyanyian adalah suguhan utama dan dagelan sebagai penyeling. Pola tersebut sama seperti saat mereka tampil di Solo.
Pertunjukan Si Surabaya dimulai pukul 20.30 WIB dengan instrumental musik dan lagu Jawa, melayu dan Barat.
Pada awal pementasan, dinding bangunan gedung masih terbuat dari bambu.
Saat tampil pertama kali di Surabaya, Teguh mempunya 40 naskah Dagelan Mataram. Keterbatasan naskah, membuat cerita diulang dalam pertunjukan.
Namun karena penonton tak mau ceritanya diulang, terpaksa Teguh harus mengarang cerita setiap hari.
Baca juga: 5 Alasan Wajib Nonton Srimulat: Hil yang Mustahal, Hidupkan Kembali Nama Pelawak Legendaris Srimulat
Trik bumbu horor sempat membuat penonton kaget. Namun dengan berjalannya waktu tema horor mampu mengundang tawa dan menjadi ciri khas pertunjukan Aneka Ria Srimulat.
Hantu yang ditampilkan adalah hantu dracula, hantu dari Amerika atau Eropa. Ide tersebut termasuk baru yang tidak dapat disaksikan di pertunjukan lain.
Pada tahun 1967, Aneka Ria Serimulat berhasil mengganti cerita setiap hari malam dan mengubah porsi pertunjukan dengan lawakan menjadi inti pertunjukan.
Baca juga: Teuku Rifnu Wikana Ungkap Tantangan Perankan Asmuni di Srimulat: Hil Yang Mustahal
Sementara nyanyian tidak bisa lagi didramatisir, bahkan peranan pembawa acara dihapus karena penonton tak mau menunggu lama.
Cerita yang inovatif lahir dari ide Teguh dibantu empat dewan cerita yakni Martopo, Muhtadi, Effendi, dan Santoso.
Dewan cerita ini mendapat imbalan Rp 200 setiap membuat cerita. Teguh berkumpul bersama dewan cerita setiap hari untuk menentukan tema cerita yang ditampilkan.
Puncak kejayaan Aneka Ria Srimulat di THR Surbaya ada di tahun 1968. Hingga mereka harus tampil dua kali setiap Sabtu malam minggu.
Baca juga: Perjuangan Erick Estrada Memerankan Tokoh Tessy dalam Film Srimulat: Hil Yang Mustahal