Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Aceh: Latar Belakang, Periodisasi, Strategi, dan Akhir Perlawanan

Kompas.com - 08/02/2022, 11:15 WIB
William Ciputra

Penulis

KOMPAS.com - Perlawanan rakyat Aceh dalam mengusir penjajah Belanda atau yang disebut Perang Aceh berlangsung dalam kurun waktu yang lama.

Dalam sejarahnya, Perang Aceh terjadi pada tahun 1873 dan berakhir pada 8 Februari 1904. Artinya, perang ini berlangsung selama 31 tahun.

Pada akhirnya, Belanda berhasil menguasai Aceh sepenuhnya pada 1904 dengan pembubaran Kesultanan Aceh.

Belanda juga membentuk Karesidenan Aceh sebagai wujud kontrol kolonial terhadap Tanah Rencong itu.

Baca juga: Kerajaan Lamuri, Cikal Bakal Kesultanan Aceh Darussalam

Latar Belakang Perang Aceh

Perang Aceh terjadi karena keinginan Belanda menguasai wilayah Kesultanan Aceh yang menjadi sangat penting setelah Terusan Suez dibuka.

Sebelum Perang Aceh terjadi, Belanda berhasil menguasai wilayah Kesultanan Deli, mulai dari Langkat, Asahan, hingga Serdang melalui Perjanjian Siak tahun 1858.

Padahal, wilayah-wilayah tersebut sebenarnya masuk ke dalam kekuasaan Kesultanan Aceh.

Sebelumnya, merujuk pada Perjanjian London 1824, Belanda harusnya mengakui kedaulatan Kesultanan Aceh atas wilayah-wilayahnya.

Namun, dengan adanya Perjanjian Siak dan masuknya Belanda ke beberapa wilayah Aceh, membuat Kesultanan Aceh geram dan menuding Belanda melanggar Perjanjian London 1824.

Baca juga: Sebab Khusus Terjadinya Perang Aceh

Sejak saat itu ketegangan pun meningkat. Kesultanan Aceh menenggelamkan setiap kapal milik Belanda yang melintas di perairannya.

Berikutnya pada tahun 1871, Belanda dan Inggris terlibat perjanjian yang isinya antara lain Inggris menyerahkan urusan di Aceh kepada Belanda.

Akibat perjanjian itu, Kesultanan Aceh lantas mengadakan konta diplomatik dengan beberapa pihak seperti Konsul Amerika Serikat, Italia, hingga Turki Utsmani yang ada di Singapura.

Langkah diplomatik Kesultanan Aceh itu dijadikan alasan Belanda untuk melakukan penyerangan terhadap Aceh.

Periode Perang Aceh

Perang Aceh terjadi dalam empat periode, sepanjang tahun 1873 hingga 1904 itu.

Periode pertama Perang Aceh terjadi pada tahun 1873 hingga 1874. Saat itu pasukan Aceh dipimpin Panglima Polim dan Sultan Mahmud Syah.

Sementara serdadu Belanda bergerak dipimpin oleh Kohler dengan kekuatan 3000 pasukan.

Perang periode pertama ini dimenangkan rakyat Aceh, dengan tewasnya Kohler pada 14 April 1872.

Ilustrasi tewasnya Jenderal J.H.R Kohler dalam Perang Aceh.Wikimedia Commons Ilustrasi tewasnya Jenderal J.H.R Kohler dalam Perang Aceh.
Periode kedua Perang Aceh terjadi pada tahun 1874 sampai 1880. Rakyat Belanda dalam periode kedua ini dipimpin oleh Tuanku Muhammad Dawood.

Belanda yang dipimpin oleh Jenderal Jan van Swieten berhasil menguasai Istana Sultan Aceh pada 26 Januari 1874.

Perang Aceh periode pertama dan kedua ini tergolong perang total, dengan kekuasaan politik Aceh masih utuh meski pusat pemerintahannya berpindah-pindah.

Sementara Perang Aceh periode ketiga terjadi pada 1881-1896. Dalam periode ini, rakyat Aceh melancarkan strategi perang gerilya di bawah pimpinan Teuku Umar.

Pada periode ketiga ini muncul sejumlah tokoh Perang Aceh seperti Teuku Umar, Cut Nyak Dhien, Teungku Cik di Tiro, Cut Meutia, dan seterusnya.

Adapun periode Perang Aceh keempat terjadi pada 1896 sampai 1910. Periode keempat ini berlangsung secara sporadis, tanpa adanya komando dari pusat pemerintahan Aceh.

Baca juga: Perang Aceh: Penyebab, Tokoh, Jalannya Pertempuran, dan Akhir

Akhir Perang Aceh

Untuk memenangkan Perang Aceh, Belanda menggunakan siasat berupa penyamaran Snouck Hurgronje ke pedalaman Aceh.

Tujuan penyamaran ini adalah untuk mengetahui titik lemah perjuangan rakyat Aceh.

Selama dua tahun menyamar, Snouck Hurgronje akhirnya bisa memberikan sejumlah usul kepada Kerajaan Belanda untuk dapat mengalahkan Aceh.

Usulan itu salah satunya dengan merebut hati rakyat Aceh. Menurut Hurgronje, Belanda harus menunjukkan niat baik kepada rakyat Aceh dengan pembangunan sarana prasarana seperti masjid, surau, jalan, dan sebagainya.

Siasat Snouck Hurgronje itu diterima dan dijalankan oleh Belanda. Alhasil lambat laun Belanda dapat melemahkan kekuatan perlawanan Aceh.

Perang Aceh diakhiri dengan surat perjanjian tanda menyerah atau Traktat Pendek.

Pada tahun 1903, Sultan Alauddin Muhammad Daud Syah dan Panglima Polem menyerah setelah mengalami tekanan luar biasa.

Dalam perjanjian penyerahan diri itu, seluruh wilayah Aceh dikuasai Hindia Belanda dan Kesultanan Aceh dibubarkan.

Meski demikian, pada kenyataannya Belanda tidak sepenuhnya menguasai Aceh. Selain itu, perlawanan demi perlawanan terus dilakukan oleh rakyat Aceh.

Sumber:
Kompas.com
Unej.ac.id

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Regional
Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Regional
Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Regional
Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Regional
3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

Regional
Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Regional
Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Regional
Antisipasi Meroketnya Harga Pangan, Alokasi Pupuk Ditambah 9,55 Juta Ton

Antisipasi Meroketnya Harga Pangan, Alokasi Pupuk Ditambah 9,55 Juta Ton

Regional
KPU Sikka Tetapkan 35 Caleg Terpilih Periode 2024-2029, Ini Daftarnya

KPU Sikka Tetapkan 35 Caleg Terpilih Periode 2024-2029, Ini Daftarnya

Regional
Perempuan di Bawah Umur Diperkosa 7 Pria di Pantai, Sempat Dicekoki Miras

Perempuan di Bawah Umur Diperkosa 7 Pria di Pantai, Sempat Dicekoki Miras

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Cerita Erik 20 Tahun Jadi Relawan Tagana demi Kemanusiaan

Cerita Erik 20 Tahun Jadi Relawan Tagana demi Kemanusiaan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com