Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pro Kontra Museum Holocaust di Minahasa, Sebagian Sebut untuk Edukasi, Lainnya Nilai Tak Relevan

Kompas.com - 04/02/2022, 11:45 WIB
David Oliver Purba

Editor

 

"Nah, kemudian timbul pertanyaan, itu bangsa Nazi dari Jerman kok ujuk-ujuk membuat museum Holocaust. Ini maksudnya apa?" kata Amirsyah, saat ditemui di Gedung MUI, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (3/2/2022).

Amirsyah menilai, pembangunan Museum Holocaust tidak tepat dibangun di Indonesia.

"(Pembangunan) itu di Indonesia tidak tepat, tidak relevan. Buat saja di Jerman. Karena itu kan sikapnya tokoh Jerman namanya Nazi, kok tiba-tiba dibuat di Indonesia, untuk apa?" kata Amirsyah.

"Dan di Indonesia tidak cocok, di Indonesia itu Pancasila, sila kemanusiaan yang adil dan beradab. Yang menghargai nilai kemanusiaan, kesemestaan, kecintaan. Jadi tidak boleh dipertontonkan dalam bentuk pameran atau museum yang seperti itu," tegasnya.

Selama tak bawa kepentingan negara lain

Adapun Ketua Lembaga Bahtsul Masail (LBM) NU DKI Jakarta Mukti Ali Qusyairi mengatakan, pameran Museum Holocaust Yahudi yang berada di Minahasa, sebenarnya normal saja, asal demi pembelajaran adanya dehumanisasi.

Kenormalan itu terkait kejadian holocaust yang merendahkan martabat kemanusiaan.

Asalkan Museum Holocaust itu tidak berisikan kepentingan negara tertentu, bisa jadi wajar.

“Selama tidak membawa kepentingan simbolik dari negara tertentu, saya pikir wajar dan normal saja. Bahkan, pameran museum holocaust bisa ambil pelajaran tentang dehumanisasi,” kata Mukti, kepada Kompas TV, lewat pesan suara, Rabu (2/2/2022).

Pria yang aktif di Forum Bahtsul Masail itu juga menegaskan, holocaust adalah peristiwa yang nyata dan memilukan.

“Apalagi holocaust sudah diakui oleh PBB sebagai sebuah fakta sejarah. Pihak Jerman pun mengafirmasi peristiwa itu dan bukanlah peristiwa bohong,” tambahnya.

Ia juga mengatakan, bahkan umat Islam bisa ambil pelajaran dari peristiwa itu.

“Saya pikir sah saja untuk kita pahami bersama. Sebab peristiwa memori kolektif memilukan itu ada di semua hampir kalangan, termasuk kalangan agama. Ini terkait erat humanisasi,” ujar Mukti. (Penulis Kontributor Manado, Skivo Marcelino Mandey | Editor Teuku Muhammad Valdy Arief)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul: MUI Kritik Pembangunan Museum Holocaust di Tondano: Tidak Relevan, Maksudnya Apa?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Bullying' Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

"Bullying" Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

Regional
50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

Regional
Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Regional
Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Regional
Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Regional
Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Regional
Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Regional
Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Regional
Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Regional
Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Regional
Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

Regional
115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

Regional
Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Regional
Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com