BLITAR, KOMPAS.com - Buruh harian berusia 57 tahun berinisial S, membeberkan motifnya menganiaya istrinya sendiri EN (47) hingga tewas.
Dihadirkan pada konferensi pers di ruang Humas Polres Blitar pada Sabtu (30/10/2021), S mengaku terbakar api cemburu dan amarah yang menumpuk.
Kecemburuan dan amarah itu, kata S, sudah cukup lama akibat istrinya, EN, sering menunjukkan foto mesra dirinya dengan pria lain.
Perempuan penjual jamu keliling itu, kata S, sering pergi ke Surabaya menemui pria lain yang diduga memiliki hubungan dengan korban.
Baca juga: Penjual Jamu Tewas di Tangan Suami karena Cemburu
"Dia seringkali pergi ke Surabaya kemudian memperlihatkan di HP-nya foto mesra-mesraan sama orang lain," jawab S, saat ditanya kenapa tega membunuh EN, istrinya sendiri.
EN sebelumnya ditemukan tewas bersimbah darah di ranjang kamar rumahnya di Kelurahan Bence, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, pada Kamis (7/10/2021) dini hari.
S tidak menyebutkan sejak kapan istrinya suka memamerkan kemesraannya dengan pria lain, namun yang dapat diketahui pasti bahwa pasangan itu sudah pisah ranjang sejak 8 bulan sebelum kejadian.
Menurut S, dirinya memutuskan untuk berpisah ranjang dari EN setelah mengetahui adanya pria lain dalam rumah tangganya.
S juga mengakui bahwa sebelum pisah ranjang dirinya jarang melakukan hubungan suami istri dengan korban.
Dia membantah kabar bahwa dirinya mengalami gangguan seksual.
Jika sekali waktu EN bersedia berhubungan badan dengan dirinya, kata S, EN akan mengatakan hal-hal yang tidak mengenakkan setelahnya.
"Dia yang tidak mau. (Kadang) mau tapi perkataannya sudah lain," ujar dia.
Saat berada di rumah, kata S, istrinya sering sibuk berkomunikasi dengan pria lain melalui telepon atau saluran WhatsApp di depannya.