SURABAYA, KOMPAS.com - Hari keempat usia AA, yang merupakan bayi laki-laki dari pasien Covid-19 berinisial SU di RSLI kondisinya dinyatakan sehat dan stabil oleh pihak rumah sakit, Kamis (23/9/2021).
Selain itu, ibu dari bayi itu juga kondisinya sama.
Bayi yang lahir pada 19 Setember 2021 pukul 20.20 WIB dengan bobot 2.500 gram dan panjang 48 sentimeter ini juga sudah diswab PCR oleh petugas dan hasil menunjukkan negatif.
Penanggung jawab RSLI Laksamana Pertama dr Ahmad Samsulhadi, telah meminta dr Fauqa Arinil Aulia, Sp.PK. untuk menangani keduanya.
Baca juga: Kisah Kades Nyentrik di Gresik Angkat Desa Miskin Jadi Desa Miliarder Pakai Resep Gila
Tugas Fauqa tentu tidak hanya fokus menyembuhkan SU, melainkan harus melindungi bayi AA agar aman dari penularan virus Covid-19.
Fauqa menuturkan, keduanya telah ditempatkan pada ruangan khusus yang terpisah dengan pasien lainnya, yakni di Ruangan Saturnus 4, dan mendapatkan monitoring ketat secara periodik.
Sampai saat ini, dalam keadaan normal, stabil dan sehat, tidak ada kendala medis yang berarti.
"Bayinya satu kamar dan dirawat oleh ibunya. Sang ibu tetap menjalankan protokol kesehatan dengan tetap memakai masker selama merawat bayinya, karena kami tahu penularan Covid-19 melalui droplet," kata Fauqa.
Fauqa menuturkan, sesuai ketentuan tentang Pekerja Migran Indonesia (PMI), yang terkonfirmasi positif harus menjalani pengobatan dan karantina di rumah sakit.
Demikian pula dengan SU yang saat ini sudah memasuki hari kesepuluh.
Saat ini, tengah dilakukan kembali uji swab PCR terhadap SU dan hasilnya masih belum keluar.
"Apabila negatif, besok Jumat sudah bisa pulang atau KRS (keluar rumah sakit) bersama bayinya. Namun, kalau masih positif, akan diasesmen lebih lanjut dan ditunda kepulangannya," papar Fuaqa.
Selain pemantauan oleh nakes, ibu dan bayi tersebut juga mendapatkan pantauan dan pendampingan oleh relawan RSLI yang bertugas untuk memantau dan mengurusi kebutuhan gizi dan nutrisi bagi bayi serta kebutuhan primer lainnya kepada bayinya.
Fiqiyah Ulul Azmi, salah seorang relawan pendamping mengungkapkan bahwa selain pemenuhan kebutuhan ibu dan bayi pasca melahirkan mulai dari peralatan mandi, baju, popok dan sebagainya, relawan juga memasok asupan tambahan berupa kacang hijau untuk SU.
"Harapannya pasokan nutrisi lebih tercukupi sehingga ASI sang ibu bisa lancar dan bayi tercukupi asupan kebutuhan gizinya," tutur Fiqi, kepada Kompas.com, Kamis (23/9/2021).
Langkah relawan ini sesuai dengan arahan dan harapan penanggungjawab RSLI agar semua kebutuhan ibu dan bayi selama dirawat di RSLI tercukupi sehingga memberikan rasa nyaman dan tenang bagi mereka supaya cepat menyelesaikan masa penyembuhan di RSLI dan dapat segera pulang bertemu dengan keluarganya," tambah dia.
Dokter Andrew Jonatan, menyampaikan mengenai kemungkinan besar kondisi medis bayi yang lahir dengan ibu terkonfirmasi positif Covid-19, bisa mendapatkan kekebalan terhadap Covid-19 dari ibu.
Pada pasien Covid-19 terjadi pembentukan antibodi immunoglobulin (Ig).
Immunoglobulin M, A dan G (IgM, IgA IgG) terbentuk pada hari ke-7 dan ke-14 setelah terinfeksi Covid-19 (bukan setelah timbul gejala).
IgA diproduksi lebih awal daripada IgG. IgM akan diproduksi pada hari ke-7 dan mencapai puncaknya setelah hari ke-14.
Sedangkan IgG akan diproduksi pada hari ke-14 dan dapat memberikan imunitas dalam jangka panjang.
"Pada ibu hamil, IgG merupakan antibodi yang dapat melewati plasenta bayi dan dapat memberikan imunitas terhadap bayi. Selain IgG, bayi juga bisa mendapatkan imunitas dari IgA yang terdapat pada ASI ibu penderita Covid-19," ujar Andrew.
Bagi Andrew, bayi seusia yang masih sangat balita tergantung pada pemberian ASI, sehingga menjadi sangatlah penting pada anak-anak, karena ASI mengandung nutrisi dan imunitas terbaik untuk bayi serta dapat menciptakan hubungan emosional antara ibu dan bayi.
"Maka dari itu, selama masa perawatan kami menyarankan ibu untuk memberikan ASI dengan tetap menjaga protokol kesehatan, seperti cuci tangan sebelum memegang bayi atau sebelum berada di sekitar bayi, saat batuk menutup dengan lengan dan tidak mengarah kepada orang lain, menjaga kebersihan diri," sebut Andrew.
Baca juga: Wali Kota Malang Sutiaji Akhirnya Minta Maaf karena Gowes ke Pantai Kondang Merak
Bila ibu tidak sengaja batuk atau bersin dan mengarah ke bagian payudara, bisa langsung dibersihkan dengan sabun dan air mengalir selama 20 detik, baru menyusui anaknya.
Bila risiko penularan lebih besar daripada manfaat memberikan ASI secara langsung, dapat dilakukan pemberian ASI perah pada bayi yang masih menyusui.
“Harus dipastikan agar semua peralatan selalu bersih dicuci, tidak perlu melakukan pemanasan atau sterilisasi pada ASI yang akan diberikan pada bayi,” pungkas dr Andrew.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.