Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Goa Karst di Aceh Tamiang Punya Beragam Spesies Unik dan Langka

Kompas.com - 10/08/2021, 11:54 WIB
Abba Gabrillin

Editor

Sumber Antara

BANDA ACEH, KOMPAS.com - Lembaga swadaya masyarakat Kawasan Ekosistem Mangrove Pantai Sumatera (Kempra) menyebutkan, gua karst di Kabupaten Aceh Tamiang yang berada dalam Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) dihuni beragam spesies fauna langka dan unik.

"Gua karst di Kabupaten Aceh Tamiang dihuni beragam spesies unik. Karena itu, keberadaan gua gamping atau batu kapur ini harus dijaga. Apalagi masuk KEL yang merupakan penyangga Taman Nasional Gunung Leuser," kata aktivis Kempra, Andi Muhammad Nur, seperti dikutip dari Antara, Senin (9/8/2021).

Baca juga: Seorang Mahasiswi Tiba-tiba Lumpuh, Bupati Aceh Barat: Bukan akibat Vaksinasi

Andi mengatakan, bentang alam karst merupakan rumah bagi 105 spesies mamalia; 382 spesies burung; serta setidaknya ada 95 spesies reptil dan amfibi.

Jumlah tersebut merupakan 54 persen dari fauna terestrial Sumatera.

Menurut Andi, fauna atau satwa penghuni gua karst di hulu Aceh Tamiang umumnya seperti kelelawar, laba-laba batu, walet, lipan dan jangkrik gua.

Namun, bentuk fisik fauna di gua karst tersebut berbeda dengan di tempat lain.

Andi mengatakan, kepiting air tawar pernah ditemukan di gua karst tersebut.

"Perbedaannya dengan tempat lain, kepiting gua karst di Aceh Tamiang memiliki kaki lebih panjang. Ada juga predator penghuni mulut gua, yaitu ular piton, serta harimau, meski jarang terlihat langsung," kata Andi.

Baca juga: Uji Nyali di Gua Rangko

Menurut Andi, gua karst Aceh Tamiang dan kawasannya merupakan tempat terakhir untuk mempertahankan populasi spesies-spesies langka tersebut.

Termasuk satwa lainnya seperti harimau, orangutan, badak, dan gajah sumatera, serta macan tutul.

Selain itu, bentang alam karst Aceh Tamiang memiliki fungsi lain, yakni menyediakan pasokan air yang konstan ke daerah sekitarnya, serta sebagai pengatur iklim di wilayah pesisir pantai timur Provinsi Aceh.

"Kami berharap ada strategi dan aksi menjaga keseimbangan ekosistem pengelolaan kawasan bentang alam karst. Bentang alam karst ini juga bisa menjadi kawasan ekowisata dengan minat khusus," kata Andi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kapal Logistik dari Malaysia Karam di Perairan Kepulauan Meranti

Kapal Logistik dari Malaysia Karam di Perairan Kepulauan Meranti

Regional
SDN 52 Buton Terendam Banjir, Pagar Sekolah Terpaksa Dijebol

SDN 52 Buton Terendam Banjir, Pagar Sekolah Terpaksa Dijebol

Regional
Tantang Mahyeldi di Pilkada Sumbar, Bupati Solok Daftar ke Nasdem

Tantang Mahyeldi di Pilkada Sumbar, Bupati Solok Daftar ke Nasdem

Regional
Kemeriahan BBI BBWI dan Lancang Kuning Carnival di Riau, dari 10.000 Penari hingga Ratusan UMKM dan Ekonomi Kreatif

Kemeriahan BBI BBWI dan Lancang Kuning Carnival di Riau, dari 10.000 Penari hingga Ratusan UMKM dan Ekonomi Kreatif

Regional
Bersengketa di MK, Penetapan Kursi DPRD Bangka Belitung Tertunda

Bersengketa di MK, Penetapan Kursi DPRD Bangka Belitung Tertunda

Regional
Banjir Luwu, Korban Meninggal Jadi 10 Orang, 2 Masih Dicari

Banjir Luwu, Korban Meninggal Jadi 10 Orang, 2 Masih Dicari

Regional
Capaian Keuangan Sumsel, Nilai Ekspor 503,09 Juta Dollar AS hingga NTUP Naik 1,5 Persen 

Capaian Keuangan Sumsel, Nilai Ekspor 503,09 Juta Dollar AS hingga NTUP Naik 1,5 Persen 

Regional
Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Regional
Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Regional
Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Regional
Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Regional
3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

Regional
Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Regional
Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com