NGANJUK, KOMPAS.com - Sudah jatuh tertimpa tangga, mungkin peribahasa itu yang kini dialami gadis berinisial ID (24), salah satu pasien Covid-19 asal Nganjuk yang tengah isolasi mandiri (isoman) di rumahnya.
ID telah menjalani isolasi mandiri sejak Kamis (8/7/2021). Sampai hari ini, ia belum pernah mendapat obat dari rumah sakit (RS).
Saat berinisiatif bertanya kepada petugas rumah sakit, ia mendapat jawaban stok obat di apotek kosong. Sedangkan RS lebih banyak memberikan obat melalui suntikan kepada pasien Covid-19.
“Katanya kalau (obat berbentuk pil) habis, terus pakai (obat yang) disuntik sih kata dokternya waktu aku menghubungi tadi,” kata ID saat dihubungi Kompas.com, Rabu (14/7/2021).
Awalnya, ID dinyatakan reaktif berdasarkan tes cepat antigen pada Kamis (8/7/2021). Ia menjalani tes di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kertosono, Nganjuk.
Baca juga: 270 Dokter di Surabaya Terpapar Covid-19, Mahasiswa Kedokteran Diajak Jadi Relawan Kesehatan
Setelahnya, ia mengikuti tes usap dengan metode polymerase chain reaction (PCR) dan dinyatakan positif Covid-19.
Karena tak merasakan gejala, ia memutuskan melakukan isolasi mandiri di bawah pengawasan RSUD Kertosono.
Saat itu, ia tak mendapat obat atau resep dari dokter di RSUD Kertosono.
“Awalnya emang enggak ada gejala sekali, makanya enggak dikasih (obat),” tuturnya.
Setelah dua hari menjalani isolasi mandiri, ID merasakan gejala. Tiba-tiba, kemampuan menciumnya hilang, pilek, batuk, dan dadanya sesak.