Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TKA China Ditolak Saat Minta Vaksinasi, Ini Penjelasan Kapolres Lebak

Kompas.com - 30/06/2021, 07:51 WIB
Acep Nazmudin,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

LEBAK, KOMPAS.com - Kapolres Lebak AKBP Teddy Rayendra angkat bicara terkait penolakan yang dialami belasan tenaga kerja asal China saat meminta vaksinasi di Klinik Polres Lebak.

Teddy membenarkan bahwa ada penolakan permintaan vaksinasi terhadap belasan tenaga kerja asing (TKA) itu.

Menurut dia, para TKA itu ditolak karena tidak bisa menunjukkan dokumen resmi sebagai syarat vaksinasi dan belum ada koordinasi dengan dinas terkait.

"Ini ada aturannya, yang mana mereka harus punya kartu izin tinggal terbatas (Kitas), ada nomornya. Kalau hanya gunakan paspor bagaimana?" kata Teddy saat ditemui wartawan di Polres Lebak, Selasa (29/6/2021) malam.

Baca juga: Sejumlah Tenaga Kerja Asal China Minta Divaksin, tetapi Ditolak

Bahkan, menurut Teddy, meskipun membawa Kitas, TKA yang hendak divaksin juga tidak serta merta langsung dilayani.

Tetapi harus ada koordinasi dari dinas yang berhubungan dan ada izin untuk mengikuti vaksinasi.

Hal ini adalah prosedur mengenai pertanggungjawaban apabila muncul kejadian ikutan pasca suntik vaksin.

"Kalau berbicara alasan kemanusiaan, pasti saya izinkan, ini hal baik untuk mengatasi Covid-19. Tapi mereka WNA, koordinasi dengan instansi terkait perlu dilakukan terlebih dahulu," kata Teddy.

Baca juga: Alasan Belasan TKA China Ditolak Ikut Vaksinasi di Polres Lebak, Dinkes: Tak Punya KTP

Kendati demikian, Teddy menilai, kedatangan para TKA ini bisa menjadi contoh untuk warga Lebak agar memiliki kesadaran sendiri untuk mengikuti vaksinasi.

"Kita lihat niat mereka sadar dan mau sehat. Semoga masyarakat kita lebih semangat lagi, orang asing saja pengin divaksin," kata Teddy.

 

Diberitakan sebelumnya, sejumlah TKA asal China mendatangi Klinik Polres Lebak di Rangkasbitung, Senin lalu.

Mereka berharap bisa mendapat vaksinasi.

Namun permintaan mereka ditolak lantaran tidak memilik KTP.

Salah seorang penerjemah bernama Handi mengatakan, para TKA itu mendapatkan info bahwa vaksinasi di Rangkasbitung bisa untuk warga asing, hanya dengan syarat menunjukkan paspor.

Handi sempat meyakinkan kepada para TKA tersebut bahwa lokasi yang dimaksud cukup jauh.

Namun mereka kukuh mau datang, karena berdasarkan informasi yang diterima, hanya di Rangkasbitung ini yang bisa melayani vaksinasi untuk TKA.

Para TKA ini merupakan warga China yang bekerja sama di bidang perusahaan pemasangan kaca di Kawasan Juanda, Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pagi Berdarah, Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri di Jalan Desa

Pagi Berdarah, Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri di Jalan Desa

Regional
Kapal Logistik dari Malaysia Karam di Perairan Kepulauan Meranti

Kapal Logistik dari Malaysia Karam di Perairan Kepulauan Meranti

Regional
SDN 52 Buton Terendam Banjir, Pagar Sekolah Terpaksa Dijebol

SDN 52 Buton Terendam Banjir, Pagar Sekolah Terpaksa Dijebol

Regional
Tantang Mahyeldi di Pilkada Sumbar, Bupati Solok Daftar ke Nasdem

Tantang Mahyeldi di Pilkada Sumbar, Bupati Solok Daftar ke Nasdem

Regional
Kemeriahan BBI BBWI dan Lancang Kuning Carnival di Riau, dari 10.000 Penari hingga Ratusan UMKM dan Ekonomi Kreatif

Kemeriahan BBI BBWI dan Lancang Kuning Carnival di Riau, dari 10.000 Penari hingga Ratusan UMKM dan Ekonomi Kreatif

Regional
Bersengketa di MK, Penetapan Kursi DPRD Bangka Belitung Tertunda

Bersengketa di MK, Penetapan Kursi DPRD Bangka Belitung Tertunda

Regional
Banjir Luwu, Korban Meninggal Jadi 10 Orang, 2 Masih Dicari

Banjir Luwu, Korban Meninggal Jadi 10 Orang, 2 Masih Dicari

Regional
Capaian Keuangan Sumsel, Nilai Ekspor 503,09 Juta Dollar AS hingga NTUP Naik 1,5 Persen 

Capaian Keuangan Sumsel, Nilai Ekspor 503,09 Juta Dollar AS hingga NTUP Naik 1,5 Persen 

Regional
Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Regional
Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Regional
Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Regional
Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Regional
3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

Regional
Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Regional
Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com