Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Evakuasi Jenazah Guru di Beoga, Papua Alot, KKB Minta Tebusan, Bupati Puncak: Demi Kemanusiaan, Kami Penuhi

Kompas.com - 10/04/2021, 18:20 WIB
Dhias Suwandi,
Khairina

Tim Redaksi

JAYAPURA, KOMPAS.com - Proses evakuasi dua jenazah dan lima guru, serta dua balita dari Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua, ternyata berlangsung alot.

Bupati Puncak Willem Wandik mengaku, sejak Sabtu (10/4/2021) pagi, sudah melakukan negosiasi dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang berada di Lapangan Terbang Beoga.

KKB pimpinan Sabinus Waker inilah yang sebelumnya menembak Oktovianus Rayo, guru SD Inpres Beoga dan Yonatan Randen, guru SMPN 1 Beoga, hingga tewas pada Kamis (8/4/2021).

"Ini perlu penanganan khusus karena menyangkut jenazah dan situasi di sana sehingga tadi mulai jam 6 pagi kita mulai komunikasi terus supaya jenazah ini bisa dievakuasi," ujar Wandik ketika dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Sabtu sore.

Baca juga: Dua Rekannya Tewas Ditembak KKB, 5 Guru Alami Trauma, Minta Pulang Kampung

Sejak Jumat (9/4/2021), beredar informasi bila KKB menduduki Lapangan Terbang Beoga dan meminta uang tebusan agar mereka membiarkan pesawat masuk untuk mengevakuasi jenazah.

Hal tersebut dibenarkan Wandik yang mengaku sudah berusaha bernegosiasi dengan KKB yang sebenarnya berbasis di Intan Jaya tersebut.

"Setelah negosiasi, apa yang mereka (KKB) minta untuk bisa jenazah keluar (dievakuasi) maka mereka minta sesuatu (uang), sehingga dengan hati yang berat, dengan pertimbangan kemanusiaan karena jenazah mulai membusuk, mau tidak mau kita penuhi permintaanya," aku Wandik.

"Negara tidak pernah kalah, ini hanya karena faktor kemanusiaan maka kita penuhi permintaan mereka," sambungnya.

Sebelum memenuhi permintaan KKB, Wandik mengaku sudah berkoordinasi dengan TNI-Polri.

Selain mengevakuasi jenazah, ia memastikan pesawat SAS milik Pemkab Puncak juga diberi keleluasaan untuk mengirim bahan pokok ke Beoga.

"Saya minta pertimbangan kepada TNI-Polri, ini terpaksa kami lakukan. Kelebihannya kami Pemda Puncak punya aviasi sehingga pesawat bisa masuk, tapi kami juga minta Senin (12/4/2021) pesawat bisa masuk lagi untuk antar bahan pokok karena stok di Beoga semakin menipis, sudah satu minggu pesawat tidak masuk," kata dia.

Baca juga: Jenazah Dua Guru yang Ditembak KKB Tiba di Timika

Namun Wandik menolak memberitahukan berapa uang yang diberikan kepada KKB.

"Mereka minta cukup besar, kita tidak bisa tawar menawar, kalau tidak dilakukan maka pesawat tidak bisa masuk dan dampaknya luar biasa," kata dia.

Selain itu, ia menjelaskan bila kondisi geografis di Beoga tergolong sangat sulit untuk jalur penerbangan karena dipenuhi oleh gunung dengan tebing-tebing yang sangat curam.

Hal ini juga yang membuat helikopter sulit masuk ke wilayah tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga Temukan Bayi Dalam Plastik di Rokan Ilir, Diduga Dibuang Orangtuanya

Warga Temukan Bayi Dalam Plastik di Rokan Ilir, Diduga Dibuang Orangtuanya

Regional
Nobar Indonesia Vs Irak di Balai Kota Solo, Gibran: Timnas Menang, Timnas Kalah Pokoknya Sampah Dibawa Pulang

Nobar Indonesia Vs Irak di Balai Kota Solo, Gibran: Timnas Menang, Timnas Kalah Pokoknya Sampah Dibawa Pulang

Regional
Pesan Ibu Pratama Arhan ke Timnas U23 Indonesia: Bangkit, Tunjukkan pada Dunia Kita Bisa

Pesan Ibu Pratama Arhan ke Timnas U23 Indonesia: Bangkit, Tunjukkan pada Dunia Kita Bisa

Regional
Prajurit TNI Diserang KKB Saat Berpatroli di Paniai Papua Tengah

Prajurit TNI Diserang KKB Saat Berpatroli di Paniai Papua Tengah

Regional
KPU Magelang Terima 2 Orang Konsultasi Calon Independen Pilkada

KPU Magelang Terima 2 Orang Konsultasi Calon Independen Pilkada

Regional
Penjaringan untuk Pilkada, PDI-P Pemalang Sebut Bacalon Harus Ber-KTA Partai Banteng

Penjaringan untuk Pilkada, PDI-P Pemalang Sebut Bacalon Harus Ber-KTA Partai Banteng

Regional
Tepat di Hardiknas, 4 Disabilitas Tunanetra Berjuang Masuk Perguruan Tinggi Negeri

Tepat di Hardiknas, 4 Disabilitas Tunanetra Berjuang Masuk Perguruan Tinggi Negeri

Regional
HUT Ke-477 Semarang, Mbak Ita: Paparkan Pencapaian Nilai Investasi Tumbuh 100 Persen hingga Kemiskinan Terendah di Jateng

HUT Ke-477 Semarang, Mbak Ita: Paparkan Pencapaian Nilai Investasi Tumbuh 100 Persen hingga Kemiskinan Terendah di Jateng

Regional
Prabowo Ingin Libatkan Megawati dalam Penyusunan Kabinet, Gibran: Semuanya Kami Mintain Masukan

Prabowo Ingin Libatkan Megawati dalam Penyusunan Kabinet, Gibran: Semuanya Kami Mintain Masukan

Regional
Perjuangan Guru Erni Seberangi Lautan demi Mengajar, Perahu yang Dinaiki Pernah Terbalik

Perjuangan Guru Erni Seberangi Lautan demi Mengajar, Perahu yang Dinaiki Pernah Terbalik

Regional
Cekcok dengan Ibunya, Mahasiswa di Banjarmasin Ditemukan Tewas Gantung Diri

Cekcok dengan Ibunya, Mahasiswa di Banjarmasin Ditemukan Tewas Gantung Diri

Regional
Banjir Rendam Sekolah di Maja Lebak, Semua Murid Diliburkan

Banjir Rendam Sekolah di Maja Lebak, Semua Murid Diliburkan

Regional
Untidar Magelang Kini Jadi BLU, Rektor Klaim UKT Tak Naik

Untidar Magelang Kini Jadi BLU, Rektor Klaim UKT Tak Naik

Regional
Kisah Siswa SDN 104 Krui, Naik ke Bukit Cari Sinyal Belajar 'Online' buat Ujian

Kisah Siswa SDN 104 Krui, Naik ke Bukit Cari Sinyal Belajar "Online" buat Ujian

Regional
Kisruh Penerima KIP Kuliah di Undip Semarang, Ini Penjelasan Pihak Kampus

Kisruh Penerima KIP Kuliah di Undip Semarang, Ini Penjelasan Pihak Kampus

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com