KUPANG, KOMPAS.com - Mohammad Mansyur alias Dewa (52), masih menatap satu-persatu puing reruntuhan rumah miliknya dan tetangga akibat diterjang badai siklon tropis seroja, Senin (5/4/2021) lalu.
Peristiwa itu baru pertama kali dialami Dewa, selama dia hidup puluhan tahun sebagai nelayan yang bermukim di pesisir Pantai Oesapa, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Mengenakan jersi salah satu klub sepak bola raksasa di Eropa dipadu celana pendek warna cokelat dan sandal jepit, Dewa mengangkat beberapa lembar seng atap rumahnya yang berserakan usai diterjang badai.
Semua benda berharga miliknya yang masih bisa dipakai, disimpan rapi di bagian depan rumahnya.
Badai tropis seroja memporak-porandakan rumahnya dan tetangga lainnya. Beruntung dalam kejadian itu, dia bersama keluarga dan tetangga lainnya selamat.
Baca juga: Jokowi: 163 Orang Meninggal akibat Bencana di NTT, 45 dalam Pencarian
Dewa pun mengaku, informasi melalui pesan multimedia WhatsApp dari badan meteorologi, klimatologi, dan geofisika (BMKG) tentang cuaca buruk, telah menyelamatkan hidup mereka dari badai seroja.
Dewa yang juga Ketua Komunitas Angsa Laut di Kampung Nelayan Oesapa memiliki cukup waktu untuk mengungsikan warga kampung ke gedung sekolah dan memindahkan perahu-perahu ke tempat yang lebih aman agar selamat dari gulungan ombak dan terjangan badai seroja.
"Awalnya saya mendapat informasi melalui pesan WA di grup Pantau Maritim NTT, kalau ada ada cuaca ekstrem. Karena ekstrem, maka saya kemudian sampaikan kepada masyarakat yang ada di sini bahwa ini pesan dari BMKG," ungkap Dewa, kepada Kompas.com, Jumat (9/4/2021).
Setelah menerima informasi dari Dewa, para nelayan dan warga sekitar, kemudian bergegas menyiapkan barang-barang berharga untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman, termasuk kapal dan perahu mereka.
"Saya bersama istri dan anak serta tetangga lainnya mengungsi ke gedung sekolah," kata Dewa.
Berselang satu jam kemudian, badai ekstrem siklon seroja pun datang menerjang wilayah Kota Kupang termasuk permukiman yang ditempati Dewa.
Menurut Dewa, ada beberapa perahu yang tidak sempat dievakuasi akhirnya rusak parah dan tidak bisa digunakan lagi.
Dewa mengatakan, tetangga dan kerabatnya sering meminta informasi tentang cuaca melalui dirinya.
Dewa pun berterima kasih dan memberikan apresiasi kepada pihak BMKG NTT yang telah memberitahukan soal kondisi cuaca ekstrem kepada dia dan warga lainnya.