BANDUNG, KOMPAS.com - Aksi penolakan rencana kenaikan bahan bakar minyak (BBM) terus bergulir. Di Bandung, sekitar 300 orang gabungan dari buruh Aliansi Rakyat Jawa Barat (Aljabar) dan mahasiswa Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) berunjuk rasa di depan Gedung Sate di Jalan Diponegoro Kota Bandung, Senin (17/6/2013).
Dari pantauan di lokasi, aksi tersebut sempat membuat arus lalu lintas jalan Diponegoro tersendat. Petugas kepolisian pun akhirnya melakukan upaya penutupan dan pengalihan jalan.
"Kebijakan pemerintah untuk memproteksi sumber-sumber minyak bumi itu lemah. Pertamina hanya memproduksi 15 persen dan 85 persen diproduksi oleh perusahaan asing. Bukan tidak mungkin beberapa tahun ke depan pihak asing akan menguasai sumber minyak yang ada di Indonesia," kata Ketua Umum PMII Bandung Taufik Nurohim saat ditemui di sela aksi.
Lebih lanjut Taufik menambahkan, karena tidak mampu menjaga sumber minyak, pemerintah kemudian mengambil sejumlah kebijakan yang reaktif jangka pendek seperti pembatasan pemakaian BBM dan pemberian subsidi.
"Pembatasan tersebut hanya berlaku pada jenis BBM tertentu dan hanya memberikan solusi jangka pendek bagi masyarakat," katanya.
Jika pemerintah jadi menaikan harga BBM, lanjutnya, maka dipastikan akan menekan daya beli masyarakat dan mempengaruhi harga kebutuhan pokok sehari-hari seperti beras, gula, minyak dan lain-lain.
"Yang terkena dampak paling besar adalah masyarakat menengah ke bawah. Artinya, sekali lagi kebijakan pemerintah sama sekali tidak prorakyat," paparnya.
Dalam aksi tersebut, demonstran menuntut beberapa hal. Selain menolak kenaikan harga BBM, mereka juga menuntut agar pemerintah nasionalisasi sektor energi yang dikuasai oleh asing; menuntut DPR agar tidak menyetujui kenaikan harga BBM dan; menolak intervensi asing atas pencabutan subsidi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.