Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tolak Harga BBM Naik, PKS Mulai Turun ke Jalan

Kompas.com - 12/06/2013, 13:45 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Tidak hanya memasang spanduk, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) juga melakukan menolakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dengan berunjuk rasa. Sekitar 400 kader PKS asal Jakarta turun ke jalan melakukan unjuk rasa di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Rabu (12/6/2013) siang.

Mereka berdemonstrasi dengan membawa spanduk berisi penolakan kenaikan harga BBM. Spanduk itu dibentangkan kader PKS hingga mengelilingi Bundaran HI. Ratusan kader lain berkumpul di depan Hotel Kempinski.

Spanduk tersebut berisi berbagai alasan penolakan kenaikan harga BBM, seperti pemerintah tidak serius mengelola sumber energi dan APBN. Alasan lain, rakyat akan semakin susah dan sengsara jika harga BBM naik.

Spanduk tersebut di antaranya bertuliskan "BBM naik ongkos naik, rakyat menderita", "Mau puasa, mau daftar sekolah, BBM dinaikin? Mimpi kalee", "BBM naik, sembako naik, rakyat menderita". Ada pula spanduk berisi ajakan "Rakyat bersatu tolak kenaikan BBM". Mereka juga membagikan selebaran kepada pengendara yang melintas.

Igo Ilham, anggota DPRD DKI Jakarta asal Fraksi PKS, mengatakan, pihaknya meyakini pengurangan subsidi BBM akan menambah beban ekonomi rakyat kecil. Ia menolak jika pemerintah menyebut rakyat mendukung kenaikan harga BBM.

"Bohong kalau rakyat tidak masalah BBM naik. Ada dua kemungkinan (klaim rakyat mendukung). Mereka memang berbohong atau mereka tidak pernah turun ke bawah," kata Igo melalui alat pengeras suara.

Menurut Igo, rencana pemberian bantuan langsung tunai sementara (BLSM) jika harga BBM naik hanya untuk menarik dukungan publik di Pemilu 2014.

"Seolah-olah menjadi pahlawan kesiangan yang menujukkan keberpihakan kepada masyarakat. Padahal, itu kebijakan karena tidak mengerti, kebodohan (pemerintah)," ucapnya.

"Apa itu BLSM? BLSM itu 'beli langsung suara masyarakat'. Mereka berniat mendapat simpati rakyat," teriak orator lain.

Unjuk rasa hanya berlangsung sekitar dua jam. Sebelum membubarkan diri, mereka menyebut aksi turun ke jalan ini bukan aksi pertama dan terakhir. Dengan jumlah yang lebih banyak, mereka berjanji akan kembali turun ke jalan dengan tuntutan yang sama, yakni pemerintah membatalkan kenaikan harga BBM.

"Kita akan bersama sejumlah elemen masyarakat akan terus melanjutkan. Ini permintaan kita, bukan hanya permintaan PKS saja," ucap Igo.

Seperti diberitakan, PKS secara resmi belum memutuskan menolak rencana kenaikan harga BBM. Hanya, sejumlah elite PKS di DPP sudah menyampaikan penolakan dengan berbagai alasan. Sikap itu kemudian dikritik berbagai pihak, terutama koalisi pemerintahan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

    Nasional
    Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

    Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

    Nasional
    Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

    Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

    Nasional
    Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

    Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

    Nasional
    Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

    Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

    Nasional
    Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

    Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

    Nasional
    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Nasional
    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Nasional
    Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

    Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

    Nasional
    7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

    7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

    Nasional
    Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

    Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

    Nasional
    Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

    Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

    Nasional
    Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

    Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com