Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bawa Sepeda Lipat di KRL Gratis

Kompas.com - 16/05/2013, 03:00 WIB

Jakarta, Kompas - Penumpang kereta rel listrik bisa membawa serta sepeda lipat dalam perjalanan tanpa dipungut biaya tambahan. Namun, barang-barang yang berukuran besar dan tidak bisa ditaruh di rak bagasi tidak diperkenankan dibawa ke dalam kabin penumpang.

Manajer Komunikasi PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) Eva Chairunisa, Rabu (15/5), mengatakan, satu sepeda lipat atau satu barang yang berukuran tidak lebih dari 40 x 30 x 100 sentimeter kubik diperbolehkan dibawa seorang penumpang KRL. Barang dengan dimensi itu tidak dikenai biaya tambahan. Pembawa sepeda lipat hanya perlu membeli satu tiket.

”Barang diperbolehkan dibawa penumpang KRL selama bisa dijinjing dan tidak memakan ruang penumpang kereta. Barang juga bisa diletakkan di rak bagasi yang ada di kabin,” kata Eva.

Barang besar dilarang

Peraturan ini diterapkan untuk mengakomodasi pengguna KRL yang membawa barang, termasuk sepeda lipat. Di sisi lain, fungsi KRL untuk mengangkut penumpang juga diutamakan sehingga jumlah dan ukuran barang bawaan harus dibatasi.

”Sekarang tidak ada lagi keharusan penumpang yang membawa barang berukuran besar untuk membeli tiket dua. Akan tetapi, mereka yang membawa barang besar tidak diperbolehkan naik KRL,” ucapnya.

Dia menambahkan, karakter KRL berbeda dengan kereta jarak jauh yang masih bisa digandengkan dengan gerbong barang. Sejauh ini, tidak ada gerbong khusus barang di rangkaian KRL.

Ketentuan ini diharapkan bisa mengurangi kerancuan penerapan aturan di lapangan. Sebagai bentuk sosialisasi, PT KCJ menempelkan pengumuman di stasiun-stasiun dan membagikan selebaran untuk sosialisasi kepada penumpang.

Komunitas sepeda dukung

Ketua komunitas Bike to Work, Toto Sugito, mendukung kebijakan ini. ”Kebijakan ini adalah bentuk integrasi antarmoda transportasi. Sepeda menjadi pengumpan KRL,” kata Toto.

Beberapa tahun lalu, komunitas ini pernah bertemu direksi PT KCJ. Mereka protes, mengapa penumpang tidak boleh membawa sepeda lipat, sementara ada penumpang yang membawa karung besar di KRL. Selama ini, penumpang yang membawa sepeda lipat disuruh membeli dua tiket KRL, sedangkan mereka yang membawa barang besar tidak dikenai tambahan biaya.

Karena harga tiket selama ini dirasakan terlampau mahal, Toto mengatakan, sebagian pengguna sepeda dan KRL memilih beralih menjadi pemakai sepeda motor. Dengan adanya kebijakan baru ini, Toto memperkirakan akan banyak pengguna sepeda dan KRL yang kembali memanfaatkan moda transportasi ini.

Penggunaan sepeda sebagai pengumpan juga menghemat ongkos karena penumpang KRL bisa memakai sepeda dari rumah ke stasiun, membawa sepeda lipat di dalam KRL, dan kembali memakai sepeda dari stasiun ke lokasi tujuan.

Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Sudaryatmo mengatakan, kebijakan ini mengembalikan fungsi KRL sebagai kereta komuter yang diutamakan untuk mengangkut penumpang. ”Hanya, akan jadi masalah bagi sebagian pengguna KRL yang selama ini terbiasa menjadikan kereta sebagai kendaraan untuk membawa barang dalam jumlah besar. Bisa saja pemberlakuan peraturan dilakukan bertahap,” ujarnya.

Penumpang yang membawa barang dalam jumlah besar bisa difasilitasi agar naik kereta di jam tertentu yang bukan jam sibuk. Kalau membawa barang dalam jumlah besar di jam sibuk akan menyulitkan penumpang lain.

Dia menambahkan, KRL masih menjadi angkutan andalan bagi sebagian orang karena harga tiket yang murah. Oleh karena itu, sebagian orang yang membawa barang dalam jumlah besar juga mengandalkan KRL. (ART)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com