Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keteguhan bagi Orang Rimba

Kompas.com - 02/05/2013, 04:03 WIB

Bersembunyi

Beteguh memulai kisahnya. Dia bersentuhan dengan dunia pendidikan sejak berusia enam tahun. Waktu itu, sama seperti kebanyakan anak rimba pada umumnya, pertemuan pertama dengan orang dari luar rimba adalah sesuatu hal yang dirasa mengerikan.

Ketika sejumlah sukarelawan dari Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi berkunjung ke lokasi tempat Orang Rimba tinggal, Beteguh telah melihat dari jauh. Beteguh dan anak-anak sebaya lalu berlari menjauh karena takut. ”Saya bersembunyi di balik pohon,” kenangnya.

Setelah beberapa kali melihat kedatangan para sukarelawan tersebut, Beteguh barulah mulai terbiasa. Dia kemudian memahami ada niat baik mereka terhadap Orang Rimba. Bapak Beteguh yang menjadi pemangku adat setempat, Basemen, mengatakan, para tamu itu bermaksud mengajari anak-anak rimba membaca, menulis, dan berhitung.

Basemen tertarik akan tawaran baik itu. Dia sadar, selama ini banyak Orang Rimba ditipu lebih karena kelemahan mereka sendiri. Itulah sebabnya Orang Rimba harus pandai, bahkan lebih pandai daripada orang-orang desa.

Selama mengikuti pendidikan alternatif, Beteguh merasa senang. Para guru sukarelawan datang ke hutan dan menginap di rimba sehingga anak-anak bisa belajar sepuasnya kapan saja. Kegiatan Beteguh sebagai anak Orang Rimba, seperti membantu bapaknya menyadap karet, mencari rotan, atau berburu, tidak terganggu.

Menonjol

Kemampuan Beteguh terlihat menonjol di antara anak-anak lain yang sebaya. Anak ketiga dari tujuh bersaudara ini mengikuti ujian persamaan untuk mendapat ijazah sekolah dasar pada 2011 di SD Pematang Kabau, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun. Beteguh lulus. Dia kemudian mendaftar sebagai siswa reguler di SMPN 12 Satu Atap di kelas VIII.

Meski mengikuti pendidikan sekolah umum, Beteguh tak selalu masuk sekolah. Kegiatan belajar-mengajar di sekolah hanya diikutinya selama dua pekan dalam sebulan. Dua pekan berikutnya dia masuk rimba untuk membantu orangtua bekerja dan mengajari anak-anak kecil dalam hutan itu membaca, menulis, dan berhitung.

Meski tak rutin bersekolah, Beteguh tetap bisa meraih juara di kelasnya. Bagi dia, belajar bisa dilakukan di mana pun asalkan ada keinginan untuk maju.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com