Tidak ada korban jiwa akibat peristiwa ini. Beberapa tanggul saluran air jebol tak mampu menampung luapan air.
Sulaiman (40), warga di Desa Lamu, Kecamatan Batuda’a, mengatakan, banjir yang menggenangi rumah bercampur lumpur. Saat ini, warga masih disibukkan dengan pembersihan sisa-sisa lumpur yang terbawa banjir di dalam rumah.
”Ada beberapa sungai di Kecamatan Batuda’a yang jika hujan deras selalu meluap sampai menggenangi permukiman. Beruntung hujan tidak lama sehingga air cepat surut,” ujarnya.
Prakirawan pada BMKG Provinsi Gorontalo Fatuhri Syabani mengemukakan, Gorontalo akan mengalami musim hujan sampai awal Juni mendatang. Bulan April sampai pertengahan Mei diperkirakan adalah masa puncak musim hujan di Gorontalo. Di periode itu pula Gorontalo masih rawan dari ancaman banjir.
”Jadi, berdasarkan data klimatologis kami, mulai April hingga pertengahan Mei nanti intensitas hujan di Gorontalo diperkirakan intensitas masih tinggi,” kata Fatuhri.
Sebaliknya, banjir akibat jebolnya tanggul sungai irigasi di Dusun Ploro, Desa Sumur Genuk, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, berangsur surut pada