Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ritual di Lokasi Jatuhnya Lion

Kompas.com - 16/04/2013, 21:00 WIB

Oleh I Ketut Sutika

Kegiatan ritual berskala besar yang disebut "Pemarisudha Karipubhaya" digelar umat Hindu di Bali pascatragedi bom Bali 12 Oktober 2002 di lokasi ledakan bom di Kuta.

Peristiwa tragis merenggut 202 korban jiwa dan lebih dari 350 orang mengalami luka-luka sebelas tahun yang silam.

Kegiatan ritual yang melibatkan umat lintas agama, masyarakat internasional, terutama anggota keluarga dan teman dekat yang menjadi korban kebiadaban teroris itu bertujuan untuk menetralisir alam semesta Pulau Dewata.

Ritual yang dipimpin belasan pendeta Hindu (pedanda) itu juga mohon agar ditebarkan benih kedamaian, menjaga keseimbangan hidup antara "skala" (dunia nyata) dengan "Niskala" ( dunia maya) serta terpeliharanya "Bhuana agung" (macrocosmos) dengan "Bhuana alit" (microcosmos).

Demikian pula aparat kepolisian dan TNI diberikan kemudahan oleh Tuhan yang maha kuasa dalam mengungkap sekaligus menangkap teroris, pelaku ledakan dashyat tersebut.

Gubernur Bali Made Mangku Pastika yang saat itu bertindak sebagai ketua tim investigasi bom Bali dapat memetik pengalaman yang unik dalam menangkap pelakunya yang terpencar di sejumlah daerah di Nusantara.

Atas dasar pengalaman itu, mantan Kapolda Bali begitu mendapat informasi musibah jatuhnya pesawat Lion Air yang mengangkut 101 penumpang, tujuh diantaranya awak pesawat, tanpa merenggut korban jiwa.

Meskipun musibah jatuhnya pesawat dengan nomor penerbangan JT-904  di bibir pantai Kuta itu mengakibatkan sepuluh orang sempat menjalani pemeriksaan dan rawat inap di rumah sakit, yang kondisi kesehatannya secara berangsur-angsur mulai pulih kembali.

Pesawat Lion Air yang menempuh jalur jurusan Banjarmasin-Bandung-Denpasar dalam musibah itu terbelah menjadi dua bagian di bibir pantai Kuta akibat tergelincir saat hendak mendarat di Bandar Udara Ngurah Rai, Bali, Sabtu sore (13/4)  pukul 15.35 Wita setempat.

Gubernur Mangku Pastika didampingi istri Ayu Pastika yang saat itu sedang melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Buleleng, Bali utara sekaligus menyempatkan diri bersembahyang di Merajan Agung Griya Taman Manuaba di Kubutambahan, Kabupaten Buleleng secara spontasnitas mengungkapkan keinginan menggelar kegiatan ritual di lokasi jatuhnya pesawat Lion Air di Pantai Kuta.

Pihaknya segera akan menginstruksikan para pemuka agama Hindu untuk menggelar kegiatan ritual pembersihan secara niskala di lokasi jatuhnya pesawat Lion Air di Pantai Segara, Kuta, Bali.

"Para tokoh adat dan agama pasti sudah memikirkan hal itu, karena kepercayaan masyarakat Pulau Dewata sangat kuat terhadap dunia skala (nyata) dan tidak nyata (niskana) sehingga setiap terjadi musibah tetap terkait dengan prinsip-prinsip kepercayaan," ujar Mangku Pastika yang telah mengendalikan Bali selama lima tahun sejak 2008.

Mangku Pastika menilai pembersihan tempat atau lokasi  kecelakaan maskapai penerbangan nasional tersebut secara adat dan agama dilaksanakan sesuai nilai-nilai tradisi dan spiritual Bali, untuk memohon petujuk dan keselamatan para  pengguna jasa angutan udara di bandara tersebut.

Cuma saja pelaksaan pembersiahan itu tidak bisa dilakukan sesegera mungkin, karena harus didasarkan atas berbagai pertimbangan, antara lain hari baik sesuai kepercayaan masyarakat Bali.

Selain itu tetap mempertimbangkan aspek kelancaran transportasi udara dengan tidak mengganggu aktivitas penerbangan Bandara Ngurah Rai itu.

Mangku Pastika mengaku belum bisa mengambil langkah lebih lanjut dan masih menunggu hasil penyelidikan oleh Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk bisa ditindaklanjuti lebih mendalam.

Segera evakuasi

Pantai Segara Kuta, lokasi jatuhnya pesawat Lion Air itu sehari-harinya sebagai tempat berjemur wisatawan mancanegara  sambil menikmati deburan ombak.

Oleh sebab itu bangkai kapal yang terbelah menjadi dua diharapkan segera dievakuasi, setelah komisi nasional keselamatan transportasi (KNKT) selesai melakukan penyelidikan, harap Ketua Komisi I DPRD Bali Made Arjaya.

Pihak perusahaan penerbangan Lion Air agar segera memindahkan bangkai pesawat  yang tergelincir tersebut. Hal itu penting dilakukan, jika dibiarkan terlalu lama mengambang di laut mengakibatkan pemandangan yang tidak baik, bahkan akan menjadi trauma bagi warga yang melihat bangkai kapal tersebut.

Oleh sebab itu Arjaya minta kepada tim KNKT segera mengumumkan hasil penyelidikan musibah jatuhnya pesawat tersebut kepada publik.

"Kalau bisa cepat diumumkan kepada masyarakat akan lebih baik, sehingga masyarakat tidak ragu menggunakan pelayanan penerbangan Lion Air," harap Arjaya yang juga politikus PDIP itu.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Herry Bakti mengatakan bangkai pesawat Lion Air nomor penerbangan JT-904  hingga kini belum bisa dipindahkan karena masih menunggu proses penyelidikan oleh KNKT.

Pihaknya masih berusaha untuk mengevaluasi pesawat naas itu  tim KNKT. Pemindahan bangkai pesawat dari perairan itu memiliki tingkat kerumitan yang tinggi sehingga membutuhkan waktu.

Tim dari Kemenhub dan KNKT sejak Minggu (14/4) melakukan penyelidikan terhadap bangkai pesawat Boeing 737-800NG berwarna putih itu kondisinya  terbelah dua yang sebagian besar badan pesawat masih mengapung dan sebagian sudah tenggelam.

Tim KNKT dan Kemenhub nantinya akan menarik langsung bangkai pesawat tersebut ke sebuah lokasi yang aman atau memotong setiap badan pesawat.

Demikian pula kotak hitam yang terdiri atas dua data penting dalam pesawat, yakni "Flight Data Recorder" (FDR) telah berhasil diambil oleh tim evakuasi, sedangkan "Cockpit Data Recorder" (CDR) yang merekam suara di dalam kokpit saat ini tengah dalam upaya pengambilan.

"Data tersebut segera akan dibawa ke Jakarta untuk dibaca," tutur Herry.

Sejarah Kuta

Kuta adalah sebuah kecamatan yang memiliki luas 17,5 km yang menjadi tambangdolar pariwisata Bali. Jika menengok sejarahnya, Kuta merupakan tempat pertama mendaratnya pasukan bala tantara kerajaan Majapahit pada tahun 1334.

Lokasi itu dulunya lebih dikenal dengan  nama "benteng" sesuai prasasti yang tersimpan di Pura Sanggaran, tidak jauh dari kawasan Kuta.

Saat mendaratnya bala tantera kerjaan Majapahit, Kuta hanya hutan rimba. Lokasinnya yang sangat strategis, menjadikan Kuta mendapat tempat di hati para pedagang dari berbagai daerah di Nusantara dan luar negeri yang singgah dalam pelayaran mengarungi samudera.

Kuta  pada zaman dulu sering dijadikan tempat persembunyian bagi  perampok dan bajak laut, bahkan sebagai pusat penyelundupan candu ke Jawa sekitar 1826.

JS Wettters, seorang tentara Belanda berpangkat kapten akhirnya ditempatkan sebagai pengawas keamanan pantai di Kuta. Selain itu, juga tercatat seorang pedagang asal Banyuwangi, Jatim, bernama Jembrong, pada awal Agustus 1835, mulai menetap di Kuta.

Tanggal 1 Agustus 1839 didirikannya ’Nederlandche Handel Maatsschappiy-NHM’ sebagai perusahaan dagang Belanda pertama di Bali yang sempat eksis selama empat tahun (1943).

Setelah itu pada April 1927, menetap lagi Pierre Dubois, Wakil Pemerintah Hindia Belanda karena Kuta sangat strategis sebagai pintu keluar-masuk barang terutama dari Singapura.

Pada 1835 sudah ada sekitar 40-an perahu yang menyemarakkan pelabuhan Cautaen (Kuta). Perahu-perahu dari Singapura itu  bersandar di Pelabuhan Kuta dengan membawa mata dagangan berupa  besi, kain dan kebutuhan lainnya buatan China.

Pemerintah Hindia Belanda dan para raja yang berkuasa di Badung, Bali, akhirnya menetapakan Kuta sebagai sebuah pelabuhan defenitif guna mendukung arus bongkar muat kapal-kapal asing  dari Eropa maupun Asia Pasifik.

Pada tahun 1920-an, akibat kian meningkatnya aktivitas di Pelabuhan Kuta itulah, mulai dibangunnya beberapa buah penginapan yang pada akhirnya justru bertebaran hotel-hotel berbintang hingga sekarang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com