Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lion Air Gagal Mendarat

Kompas.com - 14/04/2013, 02:10 WIB

Badung, Kompas - Pesawat Lion Air jenis Boeing 737-800 NG jatuh di perairan Pantai Segara saat bersiap-siap mendarat di Bandar Udara Ngurah Rai, Denpasar, Bali, Sabtu (13/4) sore. Semua penumpang yang berjumlah 101 orang berikut 7 awak selamat. Penyebab jatuhnya masih diselidiki.

Pesawat bernomor penerbangan JT-904 itu bertolak dari Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat, pukul 12.48 WIB. Di bawah pimpinan penerbangan pilot Mahlup Ghozali dan kopilot Chirag Kalra (warga India), pesawat tersebut dijadwalkan mendarat di Bandara Internasional Ngurah Rai pukul 15.18 Wita.

Namun, lima menit menjelang jadwal mendarat itu, pesawat jatuh di perairan Pantai Segara, sekitar 10 meter dari ujung barat landasan pacu Bandara Ngurah Rai, Kabupaten Badung, Bali. Pesawat bernomor registrasi PK LKS 737-800 NG patah pada dua sisi belakang dekat ekor.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Herry Bakti menyatakan, penyebab kecelakaan itu masih diselidiki Komite Nasional Keselamatan Transportasi. Kotak hitam sudah diamankan pihak otoritas Bandara Ngurah Rai.

”Belum bisa dipastikan apakah karena faktor cuaca atau human error,” ujar Herry yang tiba di Denpasar beberapa saat setelah kejadian.

Sejumlah penumpang mengatakan, sekitar lima menit sebelum jatuh ke laut, pesawat itu sempat menerobos awan hitam. Namun, pesawat terus terbang merendah menuju landasan. Tiba-tiba pesawat berguncang hebat, lalu tercebur ke laut.

”Kejadiannya sangat singkat. Tiba-tiba saja suasana gelap dan kami merasakan air masuk ke pesawat,” kata Dini, salah satu penumpang pesawat tersebut.

Saat kejadian, kondisi cuaca di landas pacu Bandara Ngurah Rai masih cerah dengan jarak pandang di atas 10.000 meter.

Kontak terakhir

Pilot Mahlup Ghozali pada pukul 15.08 atau sepuluh menit dari jadwal mendarat sempat menghubungi petugas bandara untuk minta izin mendarat. Permintaan mendarat dikabulkan. Penumpang pun sudah mendapat pengumuman segera mendarat.

Pesawat buatan Amerika Serikat yang baru sebulan dioperasikan Lion Air ini mengangkut 101 penumpang dan 7 awak.

Ke-101 penumpang itu terdiri dari 95 orang dewasa, 5 anak, dan 1 bayi. Tiga di antaranya warga negara asing, yakni satu orang asal Perancis dan dua orang asal Singapura.

Namun, 44 penumpang lainnya mengalami luka-luka. Mereka dilarikan ke sejumlah rumah sakit, seperti Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar (10 orang), RS Surya Husada (1 orang), RS Kasih Ibu (32 orang), dan Bali Medical Center (1 orang).

Sebanyak lima orang masih dirawat di rumah sakit dan harus menjalani rawat inap akibat cedera cukup serius. Mereka dirujuk ke RS Sanglah.

Sejumlah nelayan, yang ditemui Kompas, mengatakan, setelah pesawat tercebur ke laut, mereka langsung membantu mengevakuasi korban. Mereka menggerakkan empat perahu yang berada dekat dari lokasi pesawat untuk menyelamatkan penumpang. 

Sahid (40), nelayan setempat, menyatakan melihat beberapa bagian badan pesawat patah. Sejumlah warga setempat juga menemukan satu roda belakang pesawat yang terlepas dan mengapung pada posisi sekitar 30 meter dari badan pesawat.

Akibat kejadian itu, delapan pesawat harus ditunda pendaratannya dan tiga penerbangan lainnya dialihkan ke Bandara Internasional Lombok Praya, Nusa Tenggara Barat. Bandara Ngurah Rai sempat ditutup dua jam, dan baru dibuka kembali pukul 17.15 Wita.

Laik terbang

Direktur Umum Lion Air Edward Sirait, dalam jumpa pers di Jakarta, Sabtu petang, belum bisa memastikan penyebab jatuhnya pesawat tersebut. Ia menyerahkan penyelidikan kepada pihak yang berwenang.

Namun, Edward memastikan pesawat tersebut laik terbang. Begitu pula dengan pilot M Ghozali. ”Kapten Ghozali sudah mengantongi jam terbang lebih dari 10.000 jam,” kata Edward.

Hari Sabtu kemarin, menurut Edward, pesawat dan pilot Ghozali mulai beroperasi dari Palu, Sulawesi Tengah, pukul 06.00 Wita, dengan tujuan Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Penerbangan lalu dilanjutkan ke Bandung, dan pada siang harinya pesawat bertolak menuju Denpasar.

”Standar kami, pilot bisa membawa pesawat lima kali landing per hari untuk rute domestik dan dalam kondisi clear. Saat kejadian, pilot baru tiga kali landing. Kami pastikan pilot sehat dan izin terbang masih aktif,” papar Edward.

Dia menambahkan, sesuai standar pemerintah, setiap pilot harus mengikuti tes kesehatan berkala setiap enam bulan sekali. Tes kesehatan ini merupakan syarat agar izin terbang tetap berlaku. Selain itu, perusahaan melakukan cek acak (random check) terhadap pilot untuk mencegah kemungkinan penyimpangan kesehatan di antara kurun waktu cek berkala. 

Menurut Edward, pesawat tersebut berangkat dari Bandung sekitar pukul 12.30 WIB dan baru sampai di Denpasar sekitar pukul 15.00 Wita.

”Kejadian ini bukan over-run. Namun, yang terjadi adalah begitu akan landing, pesawat belum sempat menyentuh run-way hingga akhirnya jatuh di laut,” katanya.

Menurut Edward, pesawat tersebut baru diterima Lion Air pada 18 Maret 2013 dan sudah mengantongi sertifikat layak terbang dari pabrik Boeing dan Dirjen Perhubungan Udara.

”Pesawat ini baru pertama kali terbang akhir Maret lalu. Sepuluh hari pertama setelah pesawat datang digunakan untuk mengurus administrasi, baru setelah itu pesawat bisa beroperasi. Pesawat ini baru beroperasi sekitar sebulan,” ujar Edward.

Ia menambahkan, seluruh biaya perawatan dan bagasi semua penumpang akan menjadi tanggung jawab Lion Air.

Citra Bali 

Kepala Kepolisian Daerah Bali Inspektur Jenderal Arif Wachyunadi menilai peristiwa ini tidak akan memengaruhi citra Bali sebagai daerah tujuan wisata. Ia juga menghargai kesigapan masyarakat dan nelayan membantu proses evakuasi.

PT Angkasa Pura I menyatakan belum bisa menjelaskan detail peristiwa itu. ”Kami juga belum dapat penjelasan dari pihak Lion,” kata Kepala Departemen ATS Operasi dan Kesiapan PT Angkasa Pura I Tri Basuki. 

Wakil Bupati Badung I Ketut Sudikerta, yang datang ke bandara, menyatakan prihatin atas kecelakaan itu.

Sementara itu, pasca-kejadian, Bandara Husein Sastranegara, Bandung, kemarin, membuka posko pelayanan. Posko tersebut memasang daftar nama penumpang pesawat Lion Air JT-904 tujuan Bandung-Denpasar. Posko itu dipadati orang yang memastikan apakah nama kerabat mereka ada dalam daftar tersebut.

Menurut salah seorang kerabat penumpang bernama Budi Rahardjo, insiden di Bandara Ngurah Rai tidak membuatnya kapok untuk menggunakan jasa penerbangan. Dia mengatakan kejadian tersebut hanyalah murni musibah. 

”Yang penting istri saya selamat. Penanganan di posko juga baik, tidak ada yang perlu dikhawatirkan,” ujar Budi. 

Istri Budi, Dian Sukma Rahayu, adalah penumpang yang duduk di kursi 10B. Pada pukul 14.45 WIB, Budi dihubungi istrinya yang mengabarkan soal kecelakaan tersebut.

Aktivitas normal

Adapun aktivitas di Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, sepanjang Sabtu sore berjalan seperti biasa. 

Loket tetap buka dan melayani tiket bagi calon penumpang. Lusia, petugas loket, mengatakan memang ada Lion Air jurusan Banjarmasin-Bandung-Denpasar. Namun, dia tidak tahu pasti pesawat yang naas pada Sabtu sore tersebut pada pagi harinya juga terbang dari Syamsudin Noor.

Menurut Lusia, dia kebagian shift siang sehingga tidak mengetahui apa saja yang terjadi pada pagi hari, termasuk ada atau tidak penumpang dari Banjarmasin tujuan Bali. Ia juga tidak bisa memberikan data mengenai penumpang secara keseluruhan. 

”Sepanjang sore hingga petang belum ada keluarga penumpang yang menanyakan soal nasib keluarganya (yang ada dalam pesawat naas) tersebut ke kantor kami di Banjarmasin ini,” ucap Lusia. (AYS/JAN/COK/ELD/WER/ART/JOE/K10/K12/*)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com