Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tewas Tertimpa Tembok

Kompas.com - 13/04/2013, 03:07 WIB

Tangerang, Kompas - Tembok pagar Taman Pendidikan Al Quran Al-Bayyini, Jalan H Baido, RT 003 RW 003, Sudimara Selatan, Ciledug, Kota Tangerang, Banten, roboh dan menelan korban jiwa, Jumat (12/4) pagi. Rangga Aldi Permana (6) tewas tertimpa runtuhan tembok pagar tersebut.

Aldi Maliki (6), teman korban, mengalami patah tangan, memar, dan robek di kening.

”Setelah olah TKP (tempat kejadian perkara) dan petugas meminta keterangan saksi, termasuk dari pihak yayasan, diperoleh keterangan kalau tembok yang roboh itu sudah berusia 20 tahun. Fondasinya rapuh,” kata Kepala Kepolisian Sektor Ciledug Komisaris Abdoel Harris Jakin.

Peristiwa yang sempat menggegerkan tempat pendidikan yang berdiri di bawah Yayasan Al Quran ini terjadi pukul 08.00. Saat itu, anak-anak Taman Pendidikan Al Quran (TPA) itu sedang istirahat. Rangga dan Aldi memilih bermain di sekitar pagar.

Secara bergantian, kedua bocah tersebut memanjat pintu pagar yang menyatu dengan tembok. Ketika giliran Aldi Maliki yang memanjat dan mengayun di pintu pagar besi itu, tembok setinggi 2 meter menjadi retak parah dan langsung roboh.

Rangga yang berada di samping tembok itu tidak bisa melarikan diri begitu tembok roboh. Dia tertimpa tembok, kepalanya terluka. Sementara itu, Aldi Maliki ikut jatuh dari pagar besi.

Pihak sekolah, dibantu orangtua murid, langsung membawa kedua korban ke Rumah Sakit Bhakti Asih, berjarak sekitar 700 meter dari sekolah. Akan tetapi, dalam perjalanan ke rumah sakit, ajal menjemput Rangga. Anak dari pasangan Rian Permana dan Dede Apriyanti itu mengembuskan napas terakhir. Sementara itu Aldi harus mendapat perawatan intensif di rumah sakit.

Ditemui di rumah duka, di RT 002 RW 005, Kelurahan Sudimara Selatan, Dede terlihat lemas terduduk di kursi sembari terus menangis saat tubuh mungil Rangga dimandikan pihak keluarga. Sementara itu, Rian memilih keluar rumah sembari menggendong anak bungsunya berusia kurang dari setahun karena tak kuat menahan kesedihan.

Deri Wijaya (23), paman korban, mengatakan kekecewaan keluarga kepada pihak sekolah yang tidak menyediakan guru pendamping dan pengawas anak- anak ketika bermain saat istirahat. ”Kami meminta sekolah bertanggung jawab dengan kejadian ini,” kata Deri.

Bertanggung jawab

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com