Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beras yang Tersisa Hanyut Terbawa Banjir...

Kompas.com - 11/04/2013, 03:43 WIB

Pertahanan terakhir warga yang tinggal tak jauh dari daerah aliran sungai itu adalah tanggul. Di Sungai Wulan, tanggul memanjang dari Kecamatan Undaan, Kudus, hingga hulu sungai di Kabupaten Jepara.

Tanggul itu posisinya lebih tinggi, sekitar 5 meter, ketimbang jalan desa dan permukiman sehingga membentengi desa di sekitarnya dari banjir. Ketika air Sungai Wulan mencapai titik maksimal dengan debit 1.000 liter per detik dan tanggul jebol, persawahan dan permukiman warga pasti kebanjiran.

Anggota Dewan Sumber Daya Air Jateng, Kaspono, mengutarakan, Sungai Lusi, Serang, dan Wulan di satu sisi memberikan penghidupan bagi warga sekitar. Dari air sungai itu kebutuhan air persawahan warga tercukupi. Namun, di sisi lain, sungai itu menjadi ancaman karena kerap menyebabkan banjir.

Untuk mengatasinya, selain penghijauan di hulu, pemerintah juga harus mempunyai proyek besar berupa normalisasi sungai dan penguatan tanggul. Hal itu penting karena daerah aliran sungai itu terdapat persawahan yang menopang lumbung pangan Jateng dan permukiman warga. ”Tanpa itu, petani dan warga setempat akan selalu menjadi korban banjir,” katanya.

Bersama sapi

Nun jauh dari lokasi pengungsian Mastikah dan warga lain di Demak, Julasih (68), warga Sumbangtimun, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, pun mengalami nasib sama. Selasa, matanya menerawang dengan tatapan kosong. Ia tetap memakai caping (topi dari anyaman bambu)-nya meski berselonjor di bawah tenda.

Ia harus berbagi tempat dengan anak, menantu, dan cucunya, juga sapi yang ikut diungsikan. Tinggal satu tenda dengan sapi sudah lazim bagi warga setiap kali Bengawan Solo meluap. Sapi menjadi aset berharga mereka.

Sesekali Julasih bercanda dengan cucunya, Riska (3). Di tenda itu ada juga anaknya, Atmi, dan suaminya, Trimo, serta dua cucunya yang lain. Selang tiga tenda dari tempat Julasih dan keluarganya, Joyo Supadi (72) tepekur. Tangannya memeluk lutut, memandang langit yang mendung, sambil sesekali mengisap rokok linting.

Naiknya air Bengawan Solo kali ini berlangsung cepat sehingga membuat warga kelabakan. Perkampungan mereka terendam luapan sungai itu hingga sedalam 1,5 meter. Setiap Bengawan Solo meluap, wilayah tersebut yang lebih awal terdampak.

Warga juga masih waswas. Meski air bertahap surut, sewaktu-waktu bisa naik lagi. Mereka mengungsi di dekat jalan poros Kecamatan Trucuk-Malo. Sebelum mengungsi, mereka terlebih dulu mengungsikan sapi-sapi mereka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com