Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

74 Orang Terdampar Lagi di Aceh

Kompas.com - 09/04/2013, 03:48 WIB

Banda Aceh, Kompas - Sebanyak 74 pengungsi yang berasal dari etnis Rohingya, Myanmar, Senin, akhirnya ditampung di Gedung Panti Sosial, Dinas Sosial Aceh di Desa Ladong, Kecamatan Masjid Raya, Aceh Besar. Mereka sebelumnya terdampar di Pulo Aceh, Aceh Besar, Minggu (7/4).

Dari 74 pengungsi tersebut, 5 orang di antaranya perempuan dan 5 lagi anak-anak. Mereka adalah sebagian dari rombongan pengungsi etnis Rohingya yang terdampar di perairan Aceh selama dua bulan terakhir. Sebelumnya, di perairan Aceh Utara, Langsa, dan Tamiang juga terdapat serombongan etnis minoritas asal Myanmar yang terdampar.

Camat Pulo Aceh Munzir mengungkapkan, rombongan etnis Rohingya tersebut ditemukan nelayan di Pulo Aceh saat merapat di pulau yang terletak di sebelah barat Pulau Weh atau sekitar 20 kilometer dari Banda Aceh. Mereka menumpang sebuah perahu kayu bermesin, yang mesinnya tak lagi berfungsi.

”Saat ditemukan, mereka terlihat sedang bersujud di atas pasir pantai karena merasa bergembira bisa sampai di pulau. Mereka dalam keadaan lapar dan kehausan,” katanya.

Warga lalu membawa para pengungsi tersebut ke kantor Kepolisian Sektor Pulo Aceh. Mereka menginap semalam di kantor tersebut, sebelum pagi harinya dibawa ke Pelabuhan Lampulo, Banda Aceh. Sekitar pukul 09.30, mereka tiba di Lampulo, lalu dibawa ke Gedung Balai Latihan Kerja, Pelabuhan Malahayati, Aceh Besar.

”Karena fasilitasnya kurang mendukung, kami lalu memindahkan mereka ke Panti Sosial di Desa Ladong. Untuk kebutuhan logistik, sementara ditanggung oleh Dinas Sosial Aceh Besar dan Provinsi Aceh,” ujar Kepala Kepolisian Resor Aceh Besar Ajun Komisaris Besar Djadjuli.

Bupati Aceh Besar Mukhlis Basyah yang mengunjungi para pengungsi mengatakan, Pemerintah Kabupaten Aceh Besar siap menampung para pengungsi tersebut. Namun, untuk berikutnya, pihaknya menyerahkan kepada International Organization for Migration dan Komisi Tinggi PBB untuk Urusan Pengungsi (UNHCR).

Dipindah ke Jakarta

Menyusul bentrokan berdarah yang menewaskan delapan pengungsi Myanmar pada akhir pekan lalu, Pelaksana Harian Kepala Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Medan, Sumatera Utara, Yusup Umardani memberangkatkan Win Thike, Soe Paing, dan Kyew Kyewke ke Jakarta. Selanjutnya, ketiganya akan diserahkan kepada Direktorat Jenderal Imigrasi di Jakarta.

”Tiket sudah kami belikan. Kami tinggal menunggu penerbangan besok pagi,” ujarnya.

Win Thike dan dua rekannya merupakan warga Myanmar yang masih hidup. Delapan rekannya sebelumnya tewas saat terjadi bentrokan yang melibatkan puluhan tahanan di Rudenim Medan. Bentrok ini dipicu isu pemerkosaan dan pelecehan seksual oleh para korban terhadap keluarga etnis Rohingya. Untuk menghindari bentrok lanjutan, Rudenim Medan sempat memisahkan warga Myanmar itu.

Sementara itu, puluhan tahanan yang sempat mogok makan tak lagi melanjutkan aksinya. Mereka kembali makan saat pihak Rudenim memberikan sarapan. ”Semua sudah terkendali. Tak ada lagi yang mogok makan,” kata Yusup. (HAN/MHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com