Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadikan Koruptor sebagai Pelanggar HAM

Kompas.com - 05/04/2013, 18:08 WIB
Imam Prihadiyoko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Hayono Isman menilai, korupsi tak hanya disebut kejahatan yang menjadi musuh bersama tapi layak untuk dijadikan sebagai perbuatan melanggar hak asasi manusia (HAM).

Karena menjadi kejahatan HAM, Hayono meminta negara-negara maju yang menjadi anggota G-20 untuk bekerjasama menyita atau mengembalikan harta hasil korupsi ke Indonesia. Demikian siaran pers yang diterima Kompas di Jakarta, Jumat (5/4/2013) petang.

"Kita minta komitmen bersama negara-negara maju yang sering menerima masuknya aset atau dana hasil korupsi untuk mengembalikan semua hasil korupsi tersebut ke tanah air. Ini penting agar kebersamaan dalam memerangi korupsi memang benar-benar seirama," ujar Hayono ketika berbicara pada sesi pertama Forum Pertemuan Pimpinan Parlemen G-20 bertajuk Financial System Reform dan Fight Against Corruption di gedung lama parlemen Meksiko City, Kamis siang (4/4/2013) atau Jumat (5/4/2013) dinihari waktu Indonesia.

Isu pemberantasan korupsi menjadi perbincangan menarik di antara pimpinan parlemen negara G-20. Salah satunya, keinginan Parlemen Meksiko untuk segera mengeluarkan peraturan pembentukan lembaga anti korupsi seperti yang telah dilakukan Indonesia saat membentuk KPK 10 tahun silam. Langkah ini dilakukan sebagai upaya sistematis memerangi korupsi di negeri tersebut.

Ketua Senat Meksiko, Senator Ernesto Cordero Arroyo menyampaikan hal itu saat memimpin sidang sesi pertama Forum Pertemuan Pimpinan Parlemen G-20 tersebut. Menurut Cordero, persoalan korupsi di negerinya sudah demikian berat dan tidak mungkin hanya menyerahkan penanganannya kepada aparat kepolisian atau kejaksaan saja.

"Kami melihat keberhasilan Indonesia dalam menangani korupsi dengan keberadaan lembaga anti korupsi. Oleh karenanya, kami ingin lembaga seperti di Indonesia tersebut juga ada di Meksiko," ujarnya saat memberi kesimpulan atas berbagai pandangan dan pengalaman negara-negara peserta di sesi pertama sidang yang berlangsung di gedung lama parlemen Meksiko.

Sohibul Iman yang juga menjadi Ketua Delegasi Indonesia menyambut baik rencana Meksiko tersebut. "Nanti akan kita bicarakan lebih lanjut dalam pertemuan bilateral dengan delegasi parlemen Meksiko," ujarnya seraya menyebut jadwal pertemuan direncanakan Jumat siang waktu Meksiko atau Jumat tengah malam waktu Indonesia.

Sohibul dalam pertemuan tersebut bakal menyarankan Meksiko untuk menggali pengalaman-pengalaman KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) dalam menangani kasus-kasus korupsi di Indonesia. Diharapkan, berbagai pengalaman tersebut makin membuat Meksiko yakin dan mengalokasikan anggaran secara memadai serta memberi dukungan penuh bagi lembaga anti korupsi tersebut bertindak tanpa pandang bulu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Nasional
Setelah Mahasiswa, DPR Buka Pintu untuk Perguruan Tinggi yang Ingin Adukan Persoalan UKT

Setelah Mahasiswa, DPR Buka Pintu untuk Perguruan Tinggi yang Ingin Adukan Persoalan UKT

Nasional
Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

Nasional
Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

Nasional
UKT Mahal, Komisi X Minta Dana Pendidikan Juga Dialokasikan untuk Ringankan Beban Mahasiswa

UKT Mahal, Komisi X Minta Dana Pendidikan Juga Dialokasikan untuk Ringankan Beban Mahasiswa

Nasional
Jokowi Ingin TNI Pakai 'Drone', Guru Besar UI Sebut Indonesia Bisa Kembangkan 'Drone AI'

Jokowi Ingin TNI Pakai "Drone", Guru Besar UI Sebut Indonesia Bisa Kembangkan "Drone AI"

Nasional
Komisi X DPR RI Bakal Panggil Nadiem Makarim Imbas Kenaikan UKT

Komisi X DPR RI Bakal Panggil Nadiem Makarim Imbas Kenaikan UKT

Nasional
Jawab Kebutuhan dan Tantangan Bisnis, Pertamina Luncurkan Competency Development Program

Jawab Kebutuhan dan Tantangan Bisnis, Pertamina Luncurkan Competency Development Program

Nasional
Kemenag: Jemaah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Denda 10.000 Real hingga Dideportasi

Kemenag: Jemaah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Denda 10.000 Real hingga Dideportasi

Nasional
Hari Ke-6 Pemberangkatan Haji, 41.189 Jemaah Asal Indonesia Tiba di Madinah

Hari Ke-6 Pemberangkatan Haji, 41.189 Jemaah Asal Indonesia Tiba di Madinah

Nasional
UKT Naik Bukan Sekadar karena Status PTNBH, Pengamat: Tanggung Jawab Pemerintah Memang Minim

UKT Naik Bukan Sekadar karena Status PTNBH, Pengamat: Tanggung Jawab Pemerintah Memang Minim

Nasional
Di APEC, Mendag Zulhas Ajak Jepang Perkuat Industri Mobil Listrik di Indonesia

Di APEC, Mendag Zulhas Ajak Jepang Perkuat Industri Mobil Listrik di Indonesia

Nasional
Biaya UKT Naik, Pengamat Singgung Bantuan Pendidikan Tinggi Lebih Kecil dari Bansos

Biaya UKT Naik, Pengamat Singgung Bantuan Pendidikan Tinggi Lebih Kecil dari Bansos

Nasional
Penuhi Kebutuhan Daging Sapi Nasional, Mendag Zulhas Dorong Kerja Sama dengan Selandia Baru

Penuhi Kebutuhan Daging Sapi Nasional, Mendag Zulhas Dorong Kerja Sama dengan Selandia Baru

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com