Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Takut Bicara

Kompas.com - 01/04/2013, 08:44 WIB

MEDAN, KOMPAS.com — Warga Dusun Merek Rajani Huta, Desa Buntu Raja Pane, Kecamatan Dolok Pardamean, Simalungun, Sumatera Utara, masih takut berbicara dengan orang asing. Mereka khawatir dilibatkan dalam kasus pengeroyokan yang menewaskan Kepala Kepolisian Sektor Dolok Pardamean Komisaris Anumerta Andar Siahaan.

Camat Dolok Pardamean Rediana Naibaho menuturkan, kenyamanan warga terusik dengan peristiwa pengeroyokan tersebut. ”Kalau ada orang tak dikenal, mereka memilih menjauh atau diam,” ujarnya kepada Kompas, Minggu (31/3/2013).

Saat beberapa wartawan mendatangi Dusun Merek Rajani Huta, beberapa warga langsung menutup rumah. Sebagian lainnya memilih diam. ”Kami sulit meminta keterangan mereka. Warga takut sama wartawan,” kata Dhev Bakkara, wartawan harian lokal yang bertugas di Pematang Siantar dan Simalungun.

Meskipun demikian, lanjut Rediana, aktivitas warga mulai pulih sejak Sabtu. Sebagian kembali ke ladang untuk bertani. Anak-anak terlihat tetap bermain di halaman rumah atau jalan. Beberapa warung juga buka seperti biasa.

Warga diduga mabuk

Sebagaimana diberitakan, pada Rabu (27/3/2013) malam lalu, Andar Siahaan tewas dikeroyok warga Dusun Merek Rajani Huta, sekitar 2 kilometer dari kantor Kepolisian Sektor (Polsek) Dolok Pardamean. Saat itu, dengan berpakaian preman, dia bersama tiga polisi hendak menangkap bandar togel Kosdim Saragih alias Yeny Saragih. Namun, usaha itu dicegat warga setelah istri Kosdim, Tamaria Aruan, meneriaki Andar dan tiga rekannya sebagai maling.

Setelah kejadian, malam itu juga polisi dari Kesatuan Reserse Kriminal Polres Simalungun menangkap sekitar 125 warga. ”Dari mulut mereka tercium bau alkohol. Sepertinya habis minum tuak,” kata Kepala Kepolisian Resor Simalungun Ajun Komisaris Besar Andi Syahriful Taufik.

Andi menduga, warga saat itu tengah mabuk sehingga cenderung membabi buta. Padahal, sebelum dipukul dengan batu dan kayu, korban berulang kali mengatakan bahwa dia adalah Kapolsek Dolok Pardamean. Sebagian warga juga mengenali korban karena jarak rumah mereka dengan kantor Andar hanya 2 kilometer.

Sejauh ini, polisi sudah menetapkan 21 tersangka, termasuk istri Kosdim, Tamaria. Sebanyak 17 tersangka lainnya ditahan di Polres Simalungun sebelum dipindah ke Markas Kepolisian Daerah Sumut. Adapun warga yang lainnya masih bebas. ”Kami masih mendalami peran mereka,” ujar Andi.

Sempat buron

Bandar togel Kosdim Saragih sempat buron, tetapi akhirnya menyerahkan diri setelah membaca berita di media massa. Pelegia Situmorang, istri Andar, menjelaskan, pihak keluarga menyerahkan kasus ini kepada polisi. Dia berharap para pelaku segera ditangkap dan diadili. Kapolda Sumut Inspektur Jenderal Wisnu menyanggupi untuk memprosesnya.

Kepala Pusat Studi Hak Asasi Manusia Universitas Negeri Medan Majda El Muhtaj mengatakan, peristiwa di Dolok Pardamean merupakan cermin betapa warga tak tunduk pada hukum demi membela kepentingannya. Dalam hal ini perjudian. Pada saat yang sama, profesi sebagai polisi belum dipahami secara utuh oleh masyarakat. Akibatnya, yang terjadi adalah hukum rimba.

”Kini, seolah kita berada di ruang hidup yang absurd dan penuh anomali,” katanya. (MHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com