Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KSAD: Bantahan Pangdam Sesuai Situasi Saat Itu

Kompas.com - 29/03/2013, 18:28 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - TNI Angkatan Darat membentuk tim investigasi untuk penyerangan Lapas Cebongan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Tim dibentuk menyusul hasil investigasi Polri dan Komnas HAM yang  mengindikasikan keterlibatan oknum TNI. Bantahan keterlibatan anggota TNI yang pernah dilontarkan Pangdam IV Diponegoro disebut hanya persoalan informasi yang belum lengkap.

"Itu hanya (respons) sesaat, (karena) informasi belum lengkap," ujar Kepala Staf TNI AD Jendral Pramono Edhie Wibowo, dalam konferensi pers, Jumat (29/3/2013). Menurut dia respons tersebut adalah upaya Pangdam IV Diponegoro memberikan jaminan keamanan wilayah supaya masyarakrat tidak panik.

Bukan berarti, kata Pramono, tidak ada tindak lanjut pengumpulan informasi yang dilakukan oleh jajarannya. "Keterangan Pangdam (IV Diponegoro) sesuai situasi dan kondisi saat itu. Lebih sebagai bentuk tanggung jawab kewilayahan," ujar dia.

Sebelumnya, Pangdam IV Diponegoro Mayjend Hardiono Suroso menegaskan tidak ada keterlibatan anggota TNI dalam penyerangan itu. Dia menyebut penyerangan dilakukan orang tak dikenal. "Bukan (anggota TNI). Setelah kejadian saya apelkan seluruh kesatuan, organik maupun non-organik. Saya tanggung jawab penuh semua yang ada di Kodam Diponegoro," ujar dia.

Indikasi keterlibatan oknum anggota TNI merupakan temuan investigasi Polri dan Komnas HAM. Pramono menolak menyebutkan apa indikasi keterlibatan tersebut. "Saya tak sebut apa dan sebagainya, (tapi) saya ingin selesaikan setuntas-tuntasnya," ujar dia. Sebagai pembanding, kecepatan pengungkapan kasus penyerangan Polres Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan oleh anggota TNI, dia jadikan rujukan.

Pramono juga mengatakan indikasi awal keterlibatan tersebut akan menjadi pegangannya. "Indikasi awal jadi pegangan saya. Saya akan dalami dulu, temuan pihak lain yang perlu saya lengkapi, saya sempurnakan," ujar dia.

Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, kata Pramono, telah memerintahkan pembentukan tim investigasi pada 27 Maret 2013. Kemudian, pada 28 Maret 2013, Pramono langsung menandatangani persetujuan dibentuknya tim investigasi. Tim terdiri dari sembilan orang, yang akan melakukan pemeriksaan dan memintai keterangan lebih lanjut, efektif bekerja mulai Jumat (29/3/2013).

Seperti diberitakan, gerombolan bersenjata api laras panjang, pistol, dan granat datang menyerang lapas, Sabtu (23/3/2013) dini hari. Dalam peristiwa itu, empat tersangka kasus pembunuhan anggota Kopassus, Sersan Satu Santosa, ditembak mati.

Keempatnya yakni, Gameliel Yermiyanto Rohi Riwu, Adrianus Candra Galaja, Hendrik Angel Sahetapi alias Deki, dan Yohanes Juan Manbait. Serangan pelaku dinilai sangat terencana. Mereka melakukan aksinya dalam waktu 15 menit dan membawa CCTV lapas. Pelaku diduga berasal dari kelompok bersenjata yang terlatih.

Berita terkait dapat dibaca dalam topik: Gerombolan Serang Lapas Cebongan

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    BKKBN Masih Verifikasi Situasi Stunting Terkini di Indonesia

    BKKBN Masih Verifikasi Situasi Stunting Terkini di Indonesia

    Nasional
    Wapres: Kalau Keluarga Baik, Bangsa Indonesia Akan Baik

    Wapres: Kalau Keluarga Baik, Bangsa Indonesia Akan Baik

    Nasional
    Kekuatan Oposisi Masih Tetap Dibutuhkan...

    Kekuatan Oposisi Masih Tetap Dibutuhkan...

    Nasional
    Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

    Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

    Nasional
    Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

    Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

    Nasional
    Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

    Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

    Nasional
    MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

    MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

    Nasional
    Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

    Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

    Nasional
    Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

    Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

    Nasional
    Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

    Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

    Nasional
    CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

    CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

    Nasional
    Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum 'Move On'

    Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum "Move On"

    Nasional
    CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

    CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

    Nasional
    Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada 'Stabilo KPK'

    Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada "Stabilo KPK"

    Nasional
    CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

    CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com