Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei LSN: Dahlan Iskan Calon Ketum Demokrat Teratas

Kompas.com - 24/03/2013, 21:35 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Survei Lembaga Survei Nasional (LSN) memunculkan nama Dahlan Iskan sebagai calon Ketua Umum Partai Demokrat. Dari 1.230 responden yang dimintai pendapat, Menteri BUMN ini mengantongi suara terbanyak, yakni 24,2 persen.

"Soal Ketum Demokrat, itu pertanyaan terselip ke responden. Itu kemudian muncul nama Dahlan Iskan," terang Direktur LSN Umar S Bakry seusai merilis hasil survei di Hotel Atlet Century, Senayan, Jakarta, Minggu (24/3/2013).

Menurut Bakry, popularitas Dahlan di masyarakat cukup tinggi. Warga lebih melihat Dahlan sebagai sosok yang cukup baik, ketimbang pemberitaan buruk tentangnya. "Dahlan dipersepsikan sebagai orang yang sederhana, gesit, responsif, dan masif juga di media, popoluaritasnya tinggi. Jadi wajar," katanya.

Hasil survei yang cukup mengejutkan ini juga memunculkan nama Mahfud MD yang dianggap cocok sebagai pengganti Anas Urbaningrum. Mahfud berada di posisi kedua setelah Dahlan dengan suara 15,4 persen. "Mahfud juga tidak punya partai. Mahfud dan Dahlan pernah disebut-sebut layak, karena mereka bersih. Tapi itu spontan dari responden," terang Umar.

Pengambilan data survei ini dilakukan pada 1-15 Maret 2013 di 33 provinsi seluruh Indonesia. Nama calon Ketua Umum Demokrat pun muncul baik dari internal maupun eksternal partai.

Sementara istri Ketua Dewan Pembina PD Susilo Bambang Yudhoyono, yakni Ani Yudhoyono berada di posisi tiga dengan 8,5 persen. Kemudian, berturut-turut dari posisi keempat diisi Ketua DPR Marzuki Alie (6,8 persen), Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Pramono Edhie Wibowo (4,9 persen), mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (3,5 persen), Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto (3,2 persen), Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Hayono Isman (2,4 persen), Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik (1,9 persen), dan Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas (1,6 persen).

Adapun  posisi lima terbawah berturut-turut yakni Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsuddin (1,4 persen), Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat Saan Mustopa (0,9 persen), Menteri Perdagangan Gita Wirjawan (0,2 persen), Menteri Koperasi Syarief Hassan (0,2 persen), dan Menteri Sekretaris Negara Dipo Alam (0,2 persen). Sementara 24,7 persen menjawab tidak tahu.

Menurut Umar, suara masyarakat dapat menjadi pertimbangan Demokrat, untuk kembali mendongkrak elektabilitas pada Pemilu 2014. "Carilah ketum yang terbaik, bukan yang terloyal terhadap Cikeas. Cari Ketum yang disukai masyarakat juga. Kalau nanti yang memilih Demokrat dalam Pemilu 2014 adalah orang-orang Cikeas, ya pilih orang Cikeas," ucapnya.

Seperti diberitakan, menyusul berhentinya Anas Urbaningrum dari posisi ketua umum Partai Demokrat, jabatan tersebut masih kosong hingga kini. Sementara pendaftaran calon sementara (DCS) untuk Pemilu 2014, khususnya untuk DPR, mengharuskan kehadiran ketua umum.

Partai Demokrat merencanakan menggelar KLB untuk mencari pengganti Anas dijadwalkan berlangsung di Bali pada 30-31 Maret 2013. Menurut jajaran Majelis Tinggi, proses pemilihan ketua umum akan berjalan musyawarah mufakat dengan mengakomodasi usulan SBY.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com