Jumat (22/3) siang sekitar pukul 10.40, salah satu kantor cabang pegadaian kembali menjadi sasaran komplotan perampok. Kantor Cabang Pegadaian di Jalan Percetakan Negara V, Jakarta Pusat, disatroni enam perampok bersenjata api.
Keenam perampok itu datang dari arah Johor. Mereka berboncengan menggunakan tiga sepeda motor. Begitu berhenti tepat di depan kantor, seorang perampok langsung melepaskan dua kali tembakan ke udara.
Hal ini langsung mengagetkan kedua petugas satuan pengamanan (satpam), yakni Krismianto (25) dan Zakaria (26), yang pada waktu itu berada di dalam gerbang kantor. Krismianto pun segera berlari keluar gerbang, tetapi langsung dihajar salah seorang anggota komplotan itu dan diceburkan ke dalam saluran drainase.
”Setelah mendengar tembakan dan melihat petugas satpam itu dibanting ke saluran drainase, saya pun memilih sembunyi di pos penjagaan PT N yang berada di depan kantor ini,” papar Priyono, warga setempat yang menyaksikan kejadian itu.
Zakaria yang berada di dalam gerbang pun bernasib sama dengan Krismianto. Ketika dia berupaya meminta pertolongan, dia pun dibekuk dan diborgol komplotan itu. Zakaria pun dibawa empat perampok ke dalam kantor itu. Adapun dua perampok lain yang berada di luar bersiaga.
Di dalam kantor, para pelaku menggunakan sebuah tong sampah berbahan
Kedua karyawan pegadaian, yakni Trisna (44) dan Ivan yang ketakutan, kemudian bersembunyi di ruang brankas.
”Setelah pelaku berhasil meminta kunci brankas, mereka menyekap kedua karyawan berserta seorang petugas satpam. Mereka mengambil uang dan emas yang berada di dalam brankas tersebut,” kata Karmani, Manajer Bisnis Pegadaian Kanwil VIII.
Menurut keterangan dari Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto, Pegadaian Cabang Percetakan Negara diperkirakan mengalami kerugian Rp 1,84 miliar.
”Kerugian meliputi uang sebesar Rp 35 juta dan emas seberat 319 gram yang merupakan jaminan dari nasabah,” jelas Rikwanto.
HS, seorang karyawan PT N, mengaku sempat bertatapan langsung dengan seorang komplotan ketika berlari menuju ke depan kantornya.
”Pria itu bersama temannya memakai helm dan wajahnya juga ditutup rapat oleh masker. Dengan bahasa isyarat, dia menggunakan tangannya yang sedang menggenggam pistol untuk menyuruh saya masuk kembali ke dalam kantor,” ungkap HS.
Namun, HS mengambil langkah nekat, tetap berada di tempat dan tidak mengikuti orang tersebut. Dia malah segera mengabadikan kejadian tersebut dengan telepon seluler miliknya.
Menurut HS, kejadian tersebut berjalan sangat cepat, sekitar 10 menit saja. Keenam pelaku yang dilihatnya tersebut memiliki postur tubuh besar dan tegak.
Trisna yang ditemui
Kasus ini mengingatkan perampokan dua kantor cabang pegadaian di Jakarta Selatan, awal November 2012. Saat itu, petugas satpam yang minim dapat ditundukkan perampok. Uang dan emas pun dirampok.(K06)