Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pramono Edhie: Apa Boleh KSAD Jadi Ketum Demokrat?

Kompas.com - 21/03/2013, 13:39 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo menyatakan, dirinya tidak bisa menjabat sebagai ketua umum Partai Demokrat dalam posisinya saat ini. Ia menegaskan, masa jabatannya habis pada 5 Mei 2013 dan tidak dipercepat.

"Untuk ketum Demokrat, saya tidak tahu kapan penyelenggaraan KLB. Tapi prinsipnya, apakah boleh KSAD jadi ketua Demokrat?" kata Pramono di Mabes AD, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Kamis (21/3/2013).

Partai Demokrat akan menggelar kongres luar biasa (KLB) di Bali pada akhir Maret 2013 untuk memilih ketua umum pengganti Anas Urbaningrum. Sementara itu, masa bakti Pramono, yang juga adik ipar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, berakhir pada Mei 2013. Pramono mengaku ingin mengakhiri masa pensiunnya tepat waktu.

"Jadi, ketum Demokrat, mungkin tanyakan saja langsung kepada panitia atau peserta KLB. Saya tidak dalam kapasitas menjelaskan. Tapi yang pasti, kepala staf AD tidak boleh menjadi ketum Demokrat," katanya.

Seperti diketahui, menyusul berhentinya Anas Urbaningrum dari posisi ketua umum Partai Demokrat, jabatan tersebut masih kosong hingga kini. Sementara itu, penyerahan berkas daftar calon sementara (DCS) untuk Pemilu 2014, khususnya untuk DPR, pada 9 April 2013 membutuhkan kehadiran ketua umum. Partai Demokrat berencana menggelar KLB untuk mencari pengganti Anas, yang dijadwalkan berlangsung di Bali pada 30-31 Maret 2013.

Menurut jajaran Majelis Tinggi, proses pemilihan ketua umum akan dilakukan secara musyawarah mufakat dengan mengakomodasi usulan SBY. Beberapa nama yang diperkirakan bakal meramaikan bursa calon ketua umum Partai Demokrat adalah Ani Yudhoyono, Marzuki Alie, Saan Mustopa, Syarief Hassan, Hadi Utomo, Soekarwo, dan Toto Riyanto. Dari eksternal partai, muncul juga nama seperti Djoko Suyanto, Gita Wirjawan, dan Pramono Edhie Wibowo.

Salah satu yang mengusulkan Pramono adalah politisi Partai Demokrat, Ruhut Sitompul. Menurut dia, Pramono Edhie adalah figur yang dapat menjadi perekat di internal Partai Demokrat untuk menghadapi Pemilu 2014. Jika ketua umum DPP Demokrat dipilih dari kader Partai Demokrat, Ruhut yakin akan tetap menimbulkan perpecahan di internal partai. Ruhut mengatakan, Pramono tak perlu diajukan sebagai calon ketua umum dalam KLB nanti.

Menurut dia, yang diperlukan hanya membuat semua pemilik suara, yakni pemimpin Dewan Pimpinan Daerah dan Dewan Pimpinan Cabang, secara bulat meminta adik Ani Yudhoyono itu sebagai ketua umum. "Jadi, sekarang enggak perlu bicara pensiun (sebagai KSAD). Kalau aklamasi, baru bicara pensiun. Sekarang kan Pramono sudah masuk masa (persiapan) pensiun," kata Ruhut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Djarot dan Risma Dinilai Lebih Berpotensi Diusung PDI-P di Pilkada DKI 2024 Ketimbang Ahok

    Djarot dan Risma Dinilai Lebih Berpotensi Diusung PDI-P di Pilkada DKI 2024 Ketimbang Ahok

    Nasional
    Polri Pastikan Kasus Pembunuhan 'Vina Cirebon' Masih Berjalan, Ditangani Polda Jawa Barat

    Polri Pastikan Kasus Pembunuhan "Vina Cirebon" Masih Berjalan, Ditangani Polda Jawa Barat

    Nasional
    KPK Dalami Gugatan Sengketa Lahan di MA

    KPK Dalami Gugatan Sengketa Lahan di MA

    Nasional
    KPK Duga Tahanan Korupsi Setor Uang Pungli ke Rekening Orang Dekat Eks Karutan Achmad Fauzi

    KPK Duga Tahanan Korupsi Setor Uang Pungli ke Rekening Orang Dekat Eks Karutan Achmad Fauzi

    Nasional
    Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga di 3 Desa Dievakuasi

    Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga di 3 Desa Dievakuasi

    Nasional
    Pakar: Tidak Ada Urgensi Merevisi UU Kementerian Negara

    Pakar: Tidak Ada Urgensi Merevisi UU Kementerian Negara

    Nasional
    Mesin Pesawat yang Ditumpanginya Sempat Terbakar Saat Baru Terbang, Rohani: Tidak Ada yang Panik

    Mesin Pesawat yang Ditumpanginya Sempat Terbakar Saat Baru Terbang, Rohani: Tidak Ada yang Panik

    Nasional
    Prabowo Berharap Bisa Tinggalkan Warisan Baik Buat Rakyat

    Prabowo Berharap Bisa Tinggalkan Warisan Baik Buat Rakyat

    Nasional
    Bertemu David Hurley, Jokowi Ingin Perkuat Pengajaran Bahasa Indonesia di Australia

    Bertemu David Hurley, Jokowi Ingin Perkuat Pengajaran Bahasa Indonesia di Australia

    Nasional
    Pemerintah Diminta Kejar Target Pembangunan 25 Sabo Dam di Aliran Sungai Gunung Marapi

    Pemerintah Diminta Kejar Target Pembangunan 25 Sabo Dam di Aliran Sungai Gunung Marapi

    Nasional
    Prabowo 'Tak Mau Diganggu' Dicap Kontroversi, Jubir: Publik Paham Komitmen Beliau ke Demokrasi

    Prabowo "Tak Mau Diganggu" Dicap Kontroversi, Jubir: Publik Paham Komitmen Beliau ke Demokrasi

    Nasional
    JPPI: Meletakkan Pendidikan Tinggi sebagai Kebutuhan Tersier Itu Salah Besar

    JPPI: Meletakkan Pendidikan Tinggi sebagai Kebutuhan Tersier Itu Salah Besar

    Nasional
    Casis yang Diserang Begal di Jakbar Masuk Bintara Polri lewat Jalur Khusus

    Casis yang Diserang Begal di Jakbar Masuk Bintara Polri lewat Jalur Khusus

    Nasional
    Polri Buru Dalang 'Illegal Fishing' Penyelundupan Benih Lobster di Bogor

    Polri Buru Dalang "Illegal Fishing" Penyelundupan Benih Lobster di Bogor

    Nasional
    Sajeriah, Jemaah Haji Tunanetra Wujudkan Mimpi ke Tanah Suci Setelah Menanti 14 Tahun

    Sajeriah, Jemaah Haji Tunanetra Wujudkan Mimpi ke Tanah Suci Setelah Menanti 14 Tahun

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com