Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

700MHz, Frekuensi Emas untuk 4G LTE

Kompas.com - 14/03/2013, 17:36 WIB
Aditya Panji

Penulis

Aditya Panji/KompasTekno

JAKARTA, KOMPAS.com - Spektrum frekuensi 700MHz banyak dipilih operator seluler di Indonesia sebagai "rumah" untuk jaringan LTE. Ia disebut sebagai "frekuensi emas."

Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Muhammad Budi Setiawan mengatakan, penyelenggaraan LTE di 700MHz sangat bermanfaat untuk percepatan jaringan nirkabel pita lebar (broadband) di koridor Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), terutama wilayah rural dengan BTS existing.

Secara sifat, frekuensi rendah memiliki jangkauan lebih luas. Dari sisi kapasitas juga bagus, dapat menembus tembok dan basement gedung.

Presiden Direktur XL Axiata Hasnul Suhaimi berpendapat, frekuensi 700MHz paling cocok dengan kondisi geografis Indonesia. Kemampuan jangkauannya paling luas jika dihitung dari pemanfaatan base station di setiap 10km persegi.

Dari sisi perangkat, ponsel dan tablet sudah banyak yang mendukung frekuensi 700MHz. "Ada 284 model perangkat yang mendukung 700MHz," kata Presiden Direktur Indosat Alexander Rusli, dalam diskusi tentang 4G LTE di Jakarta, Kamis (14/3/2013), yang digelar media bisnis telematika IndoTelko.

Menurut Alexander, dalam menentukan frekuensi yang tepat untuk LTE, pemerintah dan para pemangku kepentingan harus mengikuti tren global. "Kita harus mengikuti mainstream, supaya apa yang sudah kita bangun, tidak mati pelan-pelan."

Di Asia Pasifik, tercatat ada 66 operator seluler yang sudah mengadopsi LTE. Frekuensi yang paling banyak digunakan adalah 2.100MHz, 700MHz, 2.600MHz, dan 1.800MHz.

Menunggu digitalisasi televisi

Di Indonesia, frekuensi 700MHz kini digunakan untuk siaran televisi analog. Pemerintah sedang melakukan program digitalisasi televisi, yang nantinya akan menghapus televisi analog. Program ini akan selesai paling cepat di akhir 2017.

Jadi, jikalau pemerintah dan operator seluler ingin menggelar LTE di 700MHz, harus menunggu hingga 2017.

Dari program digitalisasi televisi itu, nanti frekuensi 700MHz akan memiliki digital dividend sebesar 112MHz. Nah, rentang pita sebesar 112MHz di frekuensi 700MHz itulah, yang akan digunakan untuk alokasi jaringan LTE di Indonesia. Agar jaringan LTE bisa optimal, satu operator telekomunikasi membutuhkan alokasi minimal 20MHz di satu rentang frekuensi.

"Pemerintah perlu segera membebaskan spektrum 700MHz karena frekuensi inilah yang terbaik untuk LTE," harap Hasnul.

Di tengah desakan akan kebutuhan LTE, Badan Regulasi Telelkomunikasi Indonesia (BRTI) tak meragukan bahwa broadband bermanfaat untuk meningkatkan kemakmuran bangsa. BRTI akan menyusun regulasi untuk mendukung ketersediaan LTE di Indonesia.

Meskipun, diakui oleh Anggota Komite BRTI Muhammad Ridwan Effendi, bahwa masih ada beberapa kendala dalam penyediaan spektrum LTE di Indonesia.

Kebutuhan masyarakat atas jaringan nirkabel kecepatan tinggi menjadi tantangan tersendiri bagi operator seluler. Vice President Region SEA & Oceania Ericsson Fadi Pharaon, berpendapat, operator dipaksa melayani mobile broadband yang lebih cepat dan lebih baik untuk mengakses berbagai aplikasi canggih dan aplikasi berbasis cloud tanpa hambatan di setiap lokasi.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Merger XL Axiata dan Smartfren Kian Menguat, Seberapa Besar Entitas Barunya?

Merger XL Axiata dan Smartfren Kian Menguat, Seberapa Besar Entitas Barunya?

e-Business
Bos Nvidia Jensen Huang Makin Tajir berkat AI, Sekian Harta Kekayaannya

Bos Nvidia Jensen Huang Makin Tajir berkat AI, Sekian Harta Kekayaannya

e-Business
Apple Tangkal Penipuan Rp 111 Triliun di App Store

Apple Tangkal Penipuan Rp 111 Triliun di App Store

e-Business
Cara Lacak Posisi Bus Transjakarta secara Real-Time di Google Maps, Mudah

Cara Lacak Posisi Bus Transjakarta secara Real-Time di Google Maps, Mudah

e-Business
Axiata-Sinar Mas Sepakati Merger XL dan Smartfren, Lahir Entitas Baru MergeCo

Axiata-Sinar Mas Sepakati Merger XL dan Smartfren, Lahir Entitas Baru MergeCo

e-Business
Starlink Terpapar Gelombang Geomagnetik Luar Biasa Selama Badai Matahari

Starlink Terpapar Gelombang Geomagnetik Luar Biasa Selama Badai Matahari

e-Business
2 Cara Cek Kelayakan Bus Secara Online, Penting buat Memastikan Keselamatan

2 Cara Cek Kelayakan Bus Secara Online, Penting buat Memastikan Keselamatan

e-Business
Meta Tutup Facebook Workplace, Jejaring Sosial Khusus Perkantoran

Meta Tutup Facebook Workplace, Jejaring Sosial Khusus Perkantoran

e-Business
Cisco Bangun Pusat Data Security Cloud di Indonesia

Cisco Bangun Pusat Data Security Cloud di Indonesia

e-Business
Lenovo dan Motorola Dilarang Jualan Smartphone Lagi di Jerman

Lenovo dan Motorola Dilarang Jualan Smartphone Lagi di Jerman

e-Business
4 Cara Membuat Link WhatsApp dengan Mudah buat Chat Langsung Tanpa Simpan Nomor

4 Cara Membuat Link WhatsApp dengan Mudah buat Chat Langsung Tanpa Simpan Nomor

e-Business
Microsoft Tutup 4 Studio Game, Termasuk Pembuat Game Populer 'Redfall'

Microsoft Tutup 4 Studio Game, Termasuk Pembuat Game Populer "Redfall"

e-Business
Orang Terkaya Dunia Elon Musk Tak Hanya Jadi Bos Tesla dan SpaceX, Ini Bisnis Lainnya

Orang Terkaya Dunia Elon Musk Tak Hanya Jadi Bos Tesla dan SpaceX, Ini Bisnis Lainnya

e-Business
Wawancara Eksklusif Kompas.com dengan CEO Microsoft Satya Nadella, Ungkap Manfaat AI di Indonesia

Wawancara Eksklusif Kompas.com dengan CEO Microsoft Satya Nadella, Ungkap Manfaat AI di Indonesia

e-Business
Sejarah DJI, Penguasa Pasar 'Drone' yang Berawal dari Kamar Kos

Sejarah DJI, Penguasa Pasar "Drone" yang Berawal dari Kamar Kos

e-Business
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com