Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Kekerasan Polisi, Polri Bantah Langgar HAM

Kompas.com - 06/03/2013, 15:06 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderal Sutarman mengatakan, kepolisian telah menyelidiki video kekerasan yang diduga dilakukan oknum aparat terhadap Wiwin alias Rahman Kalahe, tersangka pemenggalan kepala tiga siswi SMA di Poso, Sulawesi Tengah, tahun 2007. Menurut Sutarman, tidak terjadi pelanggaran hak asasi manusia terhadap Wiwin yang mengalami luka tembak.

"Tidak melanggar HAM, yang lain melanggar hukum, sudah kami tindak," ujar Sutarman di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan.

Ia mengatakan, penembakan terhadap Wiwin tidak terjadi setelah penangkapan, tetapi saat polisi melakukan penangkapan yang disertai baku tembak antara polisi dan Wiwin serta tersangka lainnya. Saat itu, aparat ikut tertembak.

"Kami tangkap, dia masuk rumah. Saat baku tembak Brigadir ada juga tertembak tangan. Wiwin sudah tertembak dadanya," papar Sutarman.

Saat itu, menurut Sutarman, anggotanya meminta Wiwin dan tersangka lainnya menyerah. Wiwin pun keluar dengan luka tembak di bagian dada. Ia kemudian diminta membuka pakaian.

"Setelah itu diminta buka baju karena takut bawa bom," katanya.

Sebelumnya, sebuah video yang menunjukkan kekerasan aparat beredar di Youtube. Sejumlah pimpinan ormas Islam termasuk Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddinn melaporkan tindak kekerasan tersebut ke Bareskrim Polri. Setelah ditelusuri, salah satu korban diketahui bernama Wiwin yang ditangkap oleh aparat kepolisian pada Januari 2007 di Poso, Sulawesi Tengah.

Video itu pun, menurut polisi, terjadi pada saat penangkapan Wiwin dan kawan-kawannya. Kepolisian membantah tindak kekerasan terjadi setelah para tersangka ditangkap, kemudian dibawa ke suatu tempat untuk disiksa. Wiwin kini telah menjalani hukuman di Lembaga Pemasyarakatan Palu. Ia terbukti bersalah melakukan pemenggalan kepala terhadap tiga siswi SMA di Poso pada 2005. Sementara untuk kekerasan yang terjadi di Poso pada Desember 2012, kepolisian mengaku telah menindak tegas anggotanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bareskrim Polri Yakin Penetapan Panji Gumilang sebagai Tersangka TPPU Sah Menurut Hukum

Bareskrim Polri Yakin Penetapan Panji Gumilang sebagai Tersangka TPPU Sah Menurut Hukum

Nasional
Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

Nasional
Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Bersama TNI AL, Polisi, dan Basarnas, Bea Cukai Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Ruang

Bersama TNI AL, Polisi, dan Basarnas, Bea Cukai Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Prabowo Ingin Berkumpul Rutin Bersama Para Mantan Presiden, Bahas Masalah Bangsa

Prabowo Ingin Berkumpul Rutin Bersama Para Mantan Presiden, Bahas Masalah Bangsa

Nasional
Hanura Sebut Suaranya di Manokwari Dipindah ke PSI, Berdampak ke Perolehan Kursi DPRD

Hanura Sebut Suaranya di Manokwari Dipindah ke PSI, Berdampak ke Perolehan Kursi DPRD

Nasional
Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

Nasional
Resmikan Warung NKRI Digital, BNPT Ingatkan Semua Pihak Ciptakan Kemandirian Mitra Deradikalisasi

Resmikan Warung NKRI Digital, BNPT Ingatkan Semua Pihak Ciptakan Kemandirian Mitra Deradikalisasi

Nasional
Klaim Ada Perpindahan Suara ke PKB, PKN, dan Garuda, PPP Minta PSU di Papua Pegunungan

Klaim Ada Perpindahan Suara ke PKB, PKN, dan Garuda, PPP Minta PSU di Papua Pegunungan

Nasional
Berkaca Kasus Brigadir RAT, Kompolnas Minta Polri Evaluasi Penugasan Tak Sesuai Prosedur

Berkaca Kasus Brigadir RAT, Kompolnas Minta Polri Evaluasi Penugasan Tak Sesuai Prosedur

Nasional
Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

Nasional
Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

Nasional
Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Nasional
Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Nasional
KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com