BALIKPAPAN, KOMPAS.com - Perajin tahu dan tempe di Balikpapan, Kalimantan Timur masih kesulitan mendapat solar untuk bahan bakar mesin giling kedelai. Mereka harus membeli solar eceran yang harganya Rp 5.500-Rp 6.000 per liter.
Jazuli, Ketua Primer Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Primkopti) Balikpapan, Selasa (5/3/2013), mengaku bingung bagaimana mengatasi kesulitan mendapat solar subsidi. "Masalah kami tidak hanya soal harga kedelai dan cara mendapatkan sesuai kebutuhan. Namun juga soal solar," katanya.
Saat ini terdapat 118 unit usaha pembuatan tahu dan tempe di Kota Balikpapan, dan 60 unit di antaranya berada di Kawasan Industri Kecil Somber, Kariangau, Balikpapan. Untuk mendapat solar, karena tidak boleh membawa jeriken ke SPBU, mereka mencari ke penjual solar eceran atau mengandalkan orang lain untuk mencarikan solar SPBU.
Jumlah yang didapat sering tidak sesuai kebutuhan. Jazuli yang dalam sehari membutuhkan 10-15 liter, kadang-kadang tidak mendapat sejumlah itu. Solar di SPBU harganya Rp 4.500, sementara di eceran Rp 5.500-Rp 6.000. "Kalau kami bisa dapat solar di SPBU, dalam sehari saya bisa menghemat puluhan ribu rupiah," katanya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.