Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hatta Rajasa Minta, Konflik di Daerah Dicermati

Kompas.com - 04/03/2013, 01:01 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Hatta Rajasa menginstruksikan kepada seluruh kepala daerah yang berasal dari PAN untuk mencermati potensi konflik sosial di daerah masing-masing. Hatta meminta mereka menciptakan stabilitas di wilayah masing-masing agar pembangunan tidak terganggu.

"Hati-hati dalam menanganinya. Sekecil apapun konflik, pejabat harus hadir di depan menghadapi masalah," kata Hatta sesuai pertemuan dengan pejabat eksekutif asal PAN di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (3/3/2013) tengah malam.

Rapat tertutup itu dihadiri Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan, kepala daerah yang berasal dari PAN, serta para pengurus DPP PAN. Rapat digelar hampir selama 4 jam.

Hatta mengatakan, dalam pertemuan tadi, dirinya meminta agar kepala daerah melakukan moratorium perizinan yang belum matang, apalagi rawan tumpang tindih. Dia memberi contoh satu daerah yang sudah memiliki izin berkebun, namun diberikan izin hutan tanaman industri dan izin mineral.

"Itu tumpang tindih. Sebaiknya dihadirkan dulu kementerian yang terkait sebelum diputuskan. Sekali diputuskan biasanya timbulkan konflik. Bayangkan, ada lebih dari 6.000 perizinan yang tumpang tindih yang rawan konflik. Saya minta pejabat dari PAN mengambil peran untuk menjaga akuntabilitas dan transparansi dalam proses pemberian izin," ucap Hatta.

Selain itu, Hatta mengaku juga menginstruksikan kepada pejabat eksekutif PAN untuk mengutamakan kerja di pemerintahan, bukan kerja di partai menjelang pemilu 2014. Sebagai Ketum PAN maupun Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Hatta merasa perlu mengingatkan hal itu agar pembangunan hingga 2014 berjalan baik.

"Apalgi kita memasuki tahun politik, tahun yang penuh dinamika, penuh dengan hal-hal yang kalau tidak baik membuat distorsi di lapngan. Penting sekali pejabat publik untuk fokus kepada pelayanan publik, jangan terganggu isu politik. Dahulukan kepentingan masyarakat," pungkas Hatta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com