Kalkutta, Rabu -
Gedung berlantai enam yang terbakar tersebut peruntukan awalnya adalah sebagai tempat tinggal. Kebakaran terjadi sekitar pukul 04.00, sebelum fajar, ketika warga tengah terlelap, dan baru bisa dipadamkan tiga jam kemudian.
”Saat kejadian ada 38 orang yang tidur di dalam gedung. Mereka yang selamat dan terluka dibawa ke dua rumah sakit terdekat,” ujar kepala pemadam kebakaran Gopal Bhattacharya.
Korban yang tewas gagal menyelamatkan diri ketika api membesar. Pemadam kebakaran menemukan jenazah mereka dalam kondisi menyedihkan.
”Kami menemukan banyak korban tewas dalam kondisi tidur. Mereka tewas kehabisan oksigen karena menghirup asap. Beberapa korban lain mengalami luka bakar,” ujar Gopal.
Puluhan mobil pemadam kebakaran dikerahkan ke lokasi. Gedung itu terletak di kawasan kota tua, yang memiliki banyak bangunan kuno dan tidak dilengkapi fasilitas untuk menangani kebakaran.
Pasar ilegal itu menjadi pusat penjualan berbagai barang, seperti plastik, kertas, dan produk styrofoam, yang mudah terbakar. Barang-barang itu menghasilkan asap hitam tebal saat terbakar, yang menyulitkan pemadam kebakaran menyelamatkan korban terjebak.
Wali Kota Kalkutta Sovan Chatterjee mengatakan, para penjual berdagang tanpa izin pemerintah setempat. Bahkan, gedung itu juga tidak mematuhi izin pembangunan, terutama dalam hal keamanan dan pencegahan kebakaran.
Pemerintah belum bisa menyimpulkan penyebab kebakaran. Namun, dalam banyak kasus sebelumnya, penyebab kebakaran biasanya adalah korsleting.
Kebakaran besar berulang kali terjadi di Kalkutta. Kebakaran yang terjadi pada Maret 2010 menyebabkan 43 orang tewas. Pada akhir tahun 2011, kebakaran hebat yang melanda rumah sakit umum menyebabkan 93 orang tewas.
Menteri Besar Negara Bagian Bengal Barat Mamata Banerjee menyampaikan keprihatinan mendalam atas insiden terakhir. Dia menjanjikan uang duka bagi keluarga korban senilai 3.700 dolar AS. ”Kalkutta adalah kota berusia 300 tahun dengan populasi 14 juta orang. Namun, banyak gedung ilegal,” ujar Mamata.