Warga Beraktivitas dalam Genangan Banjir

INDRALAYA, KOMPAS.com - Warga Desa Sungai Rambutan, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, terpaksa beraktivitas dalam genangan air selama beberapa hari terakhir. Desa dan rumah mereka terendam banjir yang tertinggi sejak 2010.

Pada Minggu (24/2/2013), lebih dari 600 rumah di Desa Sungai Rambutan, Ogan Ilir, terendam air sejak enam hari terakhir.

Di Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT) II Sungai Rambutan, banjir masuk ke rumah hingga setinggi sekitar 50 sentimeter.

Meskipun demikian, warga tetap tinggal di rumah karena tak mempunyai tempat pengungsian.

Selain itu, mereka juga memilih di rumah untuk menunggui harta benda karena pencurian biasanya muncul saat banjir.

Akibatnya, Mereka juga terpaksa melakukan berbagai aktivitas dalam genangan air. Ratmi (35) dan keluarganya, misalnya, terpaksa memasak, mencuci, dan melakukan kegiatan lainnya dalam genangan banjir setinggi betisnya.

Kasur dan pakaian terlihat berusaha diamankan ke atas meja. "Di sinilah kami semua tidur, tak bisa ke mana-mana," kata ibu satu anak itu.

Di rumah itu, bahan makanan terlihat mulai menipis. Keluarga itu tinggal mempunyai persediaan beras dan singkong tanpa sayur-mayur maupun lauk-pauk. Warung-warung yang biasa menjual bahan makanan di desa itu pun terlihat tutup karena kebanjiran.

Untuk pergi dari satu rumah ke rumah lainnya, warga menggunakan sampan. Di UPT II Sungai Rambutan yang dihuni sekitar 300 orang terlihat hanya ada satu sampan yang digunakan bergantian.

Sampan lainnya hilang setelah sebelumnya salah satu sepeda motor milik warga juga hilang. Warga sangat mengharapkan bantuan.