Aksi premanisme juga terjadi saat kendaraan melintasi jembatan Waepake di Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur, yang rusak.
Tak hanya warga yang melewati jembatan tersebut, tetapi pengusaha angkutan pedesaan, seperti truk niaga, juga harus meladeni ulah kelompok pemuda di sekitar jembatan yang memungut Rp 10.000 untuk setiap mobil yang lewat. Pemalakan di kawasan itu terjadi lebih dari setahun.
Selain menjadi pembatas wilayah, di antaranya Kelurahan Tanah Rata-Desa Lembur, jembatan yang melintasi Sungai Waepake itu juga merupakan sentra ekonomi Manggarai Timur. Kawasan tersebut dikenal sebagai daerah penghasil, antara lain, kopi, kemiri, cengkeh, dan kakao.
Bupati Manggarai Timur Yosef Tote saat berada di Kupang, pekan lalu, mengakui kerusakan jembatan itu sudah sangat mengganggu mobilitas warga sehingga akan segera dibangun jembatan baru.