Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penantang Tangguh dari Pesisir Utara

Kompas.com - 14/02/2013, 09:05 WIB

Oleh: BAMBANG SETIAWAN
Pemilihan gubernur Jawa Barat kali ini menjadi menarik karena masuknya sejumlah elemen kekuatan dalam arena perebutan kekuasaan. Selain petahana dan artis, ajang pilkada juga diramaikan penantang kuat dari daerah. Di antara semua calon yang ada, pasangan Yance-Tatang mencerminkan sosok dengan basis massa kedaerahan yang paling kuat.

Pasangan calon Irianto Mahfudz Sidik Syafiuddin dan Tatang Farhanul Hakim atau biasa dipanggil Yance-Tatang menjadi satu satunya pasangan yang memiliki basis massa solid di wilayah tertentu. Berdasarkan survei Litbang Kompas, Yance-Tatang diperkirakan akan menguasai wilayah Cirebonan (Cirebon, Indramayu, Kuningan, dan Majalengka). Di sana, suara yang diberikan kepada pasangan ini mencapai 36,8 persen, atau lebih dari dua kali lipat perolehan calon terdekat, yakni Dede Yusuf- Lex Laksamana, yang hanya mampu meraih simpati 15,8 persen. Bahkan di Kabupaten Indramayu, pasangan ini nyaris jadi penguasa tunggal dengan dukungan yang mungkin diraih mencapai 73,2 persen.

Pertautan antara kuatnya sosok dan partai, serta perjuangan menunjukkan eksistensi budaya, membuat wilayah Cirebonan memberikan gambaran yang berbeda dalam ajang pilkada ini. Yance adalah sosok kuat yang telah menjabat sebagai Bupati Indramayu selama dua periode, 2000-2005 dan 2005-2010. Kini, istrinya, Anna Sophanah, juga menjadi Bupati Indramayu untuk periode 2010-2015. Dengan modal dinasti kepemimpinan itu, Yance adalah sosok yang mengakar di wilayah pesisir pantai utara, khususnya Indramayu dan Cirebon.

”Sisi positifnya, Yance berhasil membangun primordialitas Indramayu yang cukup kuat. Karena, kan, Indramayu selama ini terkubur (oleh lingkup kebudayaan Sunda yang besar). Dia bangun jiwa itu, semangat itu. Dia menekankan harus bisa bangkit. Pendidikan wajib, termasuk madrasah harus bangkit,” ujar Supali Kasim, penulis buku Budaya Dermayu (2013).

Persoalan eksistensi ini yang membuat masyarakat Cirebonan, terutama Indramayu dan Cirebon yang berbahasa Jawa, ingin mengaktualisasikan kehadirannya dalam sistem politik Jawa Barat. Kehadiran mereka diwujudkan dalam suara yang lebih solid untuk mendukung Yance. Hasil survei menunjukkan 51 persen etnis Jawa yang hidup di sekitar wilayah ini solid mendukung pasangan Yance-Tatang. Sebuah dukungan primordialitas yang terasa sangat menonjol jika dibandingkan dengan etnis Sunda yang cenderung tersebar ke pasangan lainnya.

Sosok Yance ditanggapi secara mendua. Bagi sebagian kecil kalangan yang kritis, karakter kerasnya terkesan otoriter. Namun, bagi masyarakat luas, khususnya yang hidup di Indramayu dan Cirebon, perjalanan kepemimpinannya selama ini jadi cerita yang membuat masyarakat kelas bawah lebih lekat terhadap sosok Yance daripada calon lainnya. Mereka mengenal cukup mendalam asal-muasal Yance dan latar belakang pekerjaannya. Dia jadi satu-satunya sosok yang di wilayah basisnya (tatar Cirebonan) disokong oleh kalangan mulai dari yang berpendidikan rendah hingga tinggi, dan meraup dukungan dari segala kelompok usia.

Kekuatan Yance-Tatang tidak diperoleh dari popularitas yang dibangun lewat media televisi atau media online seperti calon-calon artis, tetapi dibangun melalui pengalaman langsung dan penggunaan sarana tradisional. Pasangan ini lebih mengandalkan jaringan tim sukses dan publikasi melalui spanduk, poster, pamlet, dan selebaran. Meskipun sulit menjangkau seluruh Jabar, hal itu sejauh ini efektif menggalang dukungan dari wilayah Cirebonan.

Soliditas Golkar

Selain itu, kekuatan Yance juga didukung partai politik besar, yakni Golkar, yang sejak Pemilu 2004 menguasai wilayah ini. Sebagai Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Indramayu sejak 2004, ia mampu memadukan kekuatan partai dengan pribadinya sehingga memperoleh hasil memuaskan dalam ajang pilkada yang telah dilalui. Pada pilkada pertama 2005 (untuk periode kedua kepemimpinannya), Yance memperoleh 67,52 persen suara. Perolehan yang tinggi itu juga berhasil dipertahankan istrinya yang maju dalam pilkada 2010, dengan 60,81 persen suara.

Meskipun suara pemilih Golkar di wilayah lain cenderung terpecah, suara konstituen Golkar di wilayah Cirebonan sangat solid (75 persen) mendukung Yance. Yance juga mendapat dukungan terbesar dari pemilih yang pada pilkada sebelumnya (2008) memilih pasangan Danny Setiawan-Iwan Sulandjana. Tingkat soliditas massa Golkar di wilayah Cirebonan hanya dapat dikalahkan oleh pemilih PKS di wilayah megapolitan (Bogor, Depok, dan Bekasi) yang sangat kental (83,3 persen) mendukung Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar.

Imbas kasus Lutfi

Kasus ditangkapnya petinggi PKS, Luthfi Hasan Ishaaq, terkait impor sapi diperkirakan akan berimbas pada perubahan peta dukungan pemilih dalam Pilkada Jawa Barat, 24 Februari.

Hasil Survei yang dilakukan Litbang Kompas memang menunjukkan adanya kecenderungan tersebut. Pasangan Yance-Tatang adalah pasangan yang diuntungkan oleh perubahan ini. Jika pada pertengahan Januari suara dukungan di wilayah Cirebonan 36,8 persen, setelah kasus itu mencuat, dukungannya bertambah menjadi 38,4 persen. Dukungan terhadap pasangan ini juga menguat di wilayah Karawangan (Karawang, Purwakarta, dan Subang) dan Priangan Timur (Garut, Ciamis, Kota Tasikmalaya, dan Banjar).

Ibarat ”desa mengepung kota”, kekuatan Yance ketika dipadukan dengan Tatang menjadi kekuatan lokal yang pantas diperhitungkan kandidat lainnya. Tatang menjadi Bupati Tasikmalaya juga dua periode, yakni 2001-2006 dan 2006-2011, serta pengurus Partai Persatuan Pembangunan, kini pengurus Partai Amanat Nasional.

Berbekal pengalaman dan jaringan itu, pasangan ini pun sangat mungkin punya kekuatan di wilayah Priangan Timur. Jika penetrasi ditingkatkan selama beberapa hari ke depan, bukan tidak mungkin kekuatan dari utara dan timur ini merembes ke pusat. (LITBANG KOMPAS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com