Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Evakuasi Terkendala

Kompas.com - 09/02/2013, 03:01 WIB

Medan, Kompas - Hingga hari keempat, Jumat (8/2), korban yang tertimbun dalam lubang tambang emas tradisional di Desa Hutajulu, Kecamatan Hutabargot, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, belum bisa dievakuasi. Upaya evakuasi terkendala kondisi medan yang curam dan labil.

Medan yang berada di kedalaman 100 meter dan tanah yang labil membuat tim evakuasi kesulitan membongkar runtuhan dalam lubang.

Jumat petang, tim evakuasi dari Basarnas masih mendiskusikan bagaimana upaya membongkar runtuhan dengan peralatan yang telah diturunkan dari Medan Jumat siang. ”Mulai Sabtu pagi kami optimalkan pencarian,” tutur Komandan Regu Tim Basarnas Immanuel Surbakti. Tim evakuasi mendapat bantuan dua anggota Basarnas yang mengantongi sertifikat untuk evakuasi di dalam goa.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Mandailing Natal Risfan Hutasuhut mengatakan, tim evakuasi masih mencari tempat yang aman untuk membongkar lubang. Saat survei pertama, tanah yang ditemukan masih labil.

Berdasarkan laporan keluarga yang kehilangan anggota keluarga, sedikitnya tiga orang masih tertimbun, yakni Danan (30), Agus (25), dan Zulhan (23).

Tambang emas tradisional yang diusahakan warga di Desa Hutajulu, Kecamatan Hutabargot, Kabupaten Mandailing Natal, itu runtuh pada Selasa (5/2). Empat orang tertimbun dan dua orang terluka parah. Hingga kemarin baru satu korban yang tertimbun yang berhasil dievakuasi, yakni Hendra (28), warga Hutabargot, dalam keadaan meninggal.

Longsor Brebes

Satu orang dari lima korban yang masih tertimbun tanah longsor di Desa Plompong, Kecamatan Sirampog, Brebes, Jawa Tengah, pada Rabu, ditemukan Jumat pagi. Korban yang ditemukan bernama Taryo (55), warga Desa Plompong.

Sejauh ini, masih ada empat korban lain yang masih tertimbun longsor, dan belum ditemukan, yaitu Kastrap (60), Sumi (65), Sutar (49), dan Radun (49).

Upaya pencarian terus dilakukan warga bersama tim SAR, TNI, polisi, dan taruna siaga bencana. Kemarin, sekitar 1.000 orang terjun bersama menggali lokasi longsoran agar korban bisa segera ditemukan. Pencarian yang dilakukan hingga pukul 17.00 ini masih menggunakan alat-alat tradisional, antara lain cangkul dan sekop.

Namun, menurut Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Brebes Rais Khana, pencarian korban mulai Sabtu ini akan menggunakan alat berat.

Alat berat berukuran kecil diharapkan bisa masuk ke lokasi kejadian yang jalannya hanya berupa jalan setapak dengan tekstur menanjak. Dengan alat berat tersebut, diharapkan penggalian longsoran tanah bisa lebih cepat sehingga para korban bisa segera ditemukan. ”Kekuatan alat berat, kan, setara dengan kekuatan 100 orang,” ujarnya.

Adapun cuaca ekstrem di wilayah Sumatera Barat diperkirakan masih akan berlangsung hingga akhir Februari. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumatera Barat Ade Edward mengatakan, hal itu ditandai dengan perubahan secara cepat cuaca di sebagian kawasan Sumatera Barat.

”Bisa saja cuaca sangat panas selama empat hingga lima hari, lalu tiba-tiba hujan seharian di hari berikutnya,” kata Ade, Jumat. (WSI/WIE/INK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com