Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teten: "Kami Disukai Tapi Belum Dikenal"

Kompas.com - 05/02/2013, 21:48 WIB
Kontributor Bandung, Rio Kuswandi

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com -- Hasil survei Citra Komunikasi Lingkar Survei Indonesia menyebutkan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat nomor urut 5, yakni Rieke Diah Pitaloka - Teten Masduki berada pada posisi ketiga untuk memenangkan kursi Jabar 1.

Sementara posisi pertama diraih pasangan Dede Yusuf - Lex Laksamana; kedua Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar; keempat Irianto MS. Syafiudin - Tatang Farhanul Hakim dan; terakhir diraih Dikdik Arif Maulana Mansur - Cecep Nana Suryana Toyib.

Menanggapi hasil survei tersebut, calon Wakil Gubernur Jabar, Teten Masduki menyatakan optimistis akan meraih hasil baik dan memenangkan pertarungan Pilgub Jabar 2013.

"Urutan ketiga, ya? Ya, kami masih optimis karena kami pasangan yang disukai tapi belum dikenal. Itu kuncinya," kata Teten saat ditemui usai deklarasi komitmen integritas pasangan cagub-cawagub oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), di Gedung Sate, Bandung, Selasa, (5/2/2013).

Teten mengakui, sosialisasinya masih kurang maksimum, dibandingkan dengan dua pasangan petahana dan pasangan yang paling banyak menyebarkan baligo besar besar dan berbagai macam poster.

"Kami menang tidak pernah pasang iklan, fasilitas atribut kampanye juga terbatas. Kampanye kita juga terlambat dibandingkan incumbment yang sudah sejak lima tahun lalu, terlebih lagi pasangan yang sudah menyebarkan baligonya dengan sangat banyak. Tapi kami yakin, kami optimis," ujarnya.

Menurutnya, hasil survei yang tinggi bukanlah jaminan untuk memenangkan pertarungan. Hal itu pun terbukti pada Pilkada 2008 dan Pilkada Jakarta yang akhirrnya berhasil dimenangkan pasangan Joko Widodo dan Basuki Tjahya Purnama.

"Ketika Pilkada 2008 (Pilgub Jabar 2008) pasangan Agum Gumelar - Nu'man Abdul Hakim kan dua minggu sebelum digelar pemilihan menempati hasil survei tertinggi, yakni 45 persen. Kemudian dua minggu berikutnya pasangan tersebut jatuh," bebernya.

"Di Jakarta juga sama, sewaktu ramai ke Foke, hasil survei enggak ada yang mengunggulkan Jokowi. Tapi kenyataannya Jokowi menang," katanya lagi.

Menurutnya, survei Pilkada atau Pemilu itu jarang yang akurat. "Jadi ini perlu dipahami oleh lembaga survei bahwa akurasinya rendah. Terlebih lagi masyarakat di Jabar memang selalu berubah-ubah," paparnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com