BANDAR LAMPUNG, KOMPAS.com- PT Central Proteinaprima menilai, situasi memanas yang terjadi di tambak PT Central Pertiwi Bahari akhir-akhir ini adalah lebih banyak terjadi karena persoalan internal, yaitu pertikaian antarkelompok petambak. Itu tidak banyak terkait isu kemitraan.
Hal itu disampaikan juru bicara PT Central Proteinaprima (CPP) George Basuki saat dihubungi, Jumat (25/1/2013) sore. Ia mengatakan, polemik yang terjadi di tambak udang CPB saat ini adalah konflik antarkelompok petambak, yaitu Forsil dan petambak pendukung kemitraan (P2K).
PT CPP adalah induk dari perusahaan CPB. Ia menjelaskan, pihaknya saat ini tengah mengembangkan pola budidaya parameter baru yang menjadi bagian dari solusi di tambak udang PT CPB menyusul maraknya serangan virus beberapa waktu lalu. Ia membenarkan, tidak semua petambak plasma seluruhnya setuju dan bisa terakomodasi di dalam pola budidaya baru ini.
"Nah, itu ada yang menerima, ada yang tidak. Mereka yang tidak menerima mungkin lantas mempolitisirnya. Saya tidak hapal angka persisnya berapa banyak yang tertampung di pola budidaya itu," ujar dia.
Ia pun tidak menampik jika pihaknya menghentikan pinjaman biaya hidup bulanan sebesar Rp 1,5 juta. "Bagaimanapun, itu kan adalah pinjaman yang nantinya harus dikembalikan. Kalau sedang tidak berbudidaya, ya buat apa dipinjami? Bukannya akan semakin menambah beban (hutang)," ujar George kemudian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.