Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keterpilihan Kriteria Utama Caleg Golkar

Kompas.com - 18/01/2013, 21:12 WIB
Nina Susilo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Golkar lebih mengutamakan keterpilihan, ketimbang kriteria bebas dari masalah hukum untuk menyeleksi calon-calon legislatif pada Pemilu 2014. Padahal, masyarakat mengharapkan caleg yang ditawarkan partai-partai politik, bukanlah politisi busuk apalagi korup.

"Kami akan memilih caleg terbaik. Pemilihan caleg diputus secara internal dan kriterianya tidak tertulis untuk publik, tapi ini taruhan untuk memenangkan pemilu sehingga otomatis kader yang bisa menang di daerahnya yang dipilih," kata Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar, Priyo Budi Santoso, Jumat (18/1/2013) di Jakarta.

Secara terpisah, Ketua DPP Partai Golkar Ahmadi Noor Supit menambahkan, selain sesuai persyaratan yang diatur perundang-undangan, caleg harus sudah menjadi kader minimal lima tahun berturut-turut, dan mengisi surat kesediaan menjadi caleg.

Setelah surat kesediaan ini dikembalikan, barulah seleksi calon legislatif dilakukan, dengan menilai antara lain prestasi, pendidikan, keterpilihan.

Menurut Noor Supit, salah satu kriteria yang paling besar bobotnya adalah keterpilihan. Salah satu instrumen untuk menilainya adalah survei yang diterapkan untuk semua calon pada Februari 2013.

Adapun kader yang bermasalah dengan hukum, tambahnya, diperkirakan tidak mencalonkan diri. "Kelihatannya sudah ada kesadaran untuk tidak mencalonkan diri. Berat juga kan. Kalau sudah tercela, mana mungkin terpilih," tuturnya.

Namun, dalam dalam paripurna rapat pimpinan nasional Partai Golkar 29 Oktober 2012, banyak fungsionaris yang menentang kriteria caleg berekam jejak baik. Akhirnya, bebas dari masalah hukum tidak menjadi kriteria dalam pencalegan Partai Golkar.

Dalam jumpa pers seusai penutupan rapimnas, Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie hanya mengatakan, kriteria prestasi disiplin loyalitas dan tidak tercela (PDLT), tetap menjadi kriteria caleg, tetapi dengan perkecualian-perkecualian (Kompas, 31 Oktober 2012).

Terkait platform dan program yang akan disampaikan dalam kampanye, menurut Priyo, tim pengkajian dan tim ahli sudah dibentuk untuk mempersiapkannya. Akademisi dan ahli juga diundang untuk memberi masukan, tetapi dipilih oleh tim tersebut.

"Sejak tahun pertama kepengurusan ini , (penyiapan platform) sudah mulai. Sampai sekarang masih dimatangkan. Tahun 2013 ini pemantapan untuk Golkar," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen, Jokowi: Negara Lain Masuk Jurang, Kita Naik

Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen, Jokowi: Negara Lain Masuk Jurang, Kita Naik

Nasional
Eks Anak Buah SYL Beri Tip untuk Paspampres, Gratifikasi Disebut Jadi Kebiasaan

Eks Anak Buah SYL Beri Tip untuk Paspampres, Gratifikasi Disebut Jadi Kebiasaan

Nasional
TPN Resmi Dibubarkan, Hasto Tegaskan Perjuangan Tetap Dilanjutkan

TPN Resmi Dibubarkan, Hasto Tegaskan Perjuangan Tetap Dilanjutkan

Nasional
Kelakar Jokowi soal Kemungkinan Pindah Parpol Usai Tak Dianggap PDI-P

Kelakar Jokowi soal Kemungkinan Pindah Parpol Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
 Gerindra Sebut Indonesia Negara Besar, Wajar Kementerian Diperbanyak

Gerindra Sebut Indonesia Negara Besar, Wajar Kementerian Diperbanyak

Nasional
Satu Pejabat Pemprov Malut Jadi Tersangka Baru Kasus Gubernur Abdul Ghani Kasuba

Satu Pejabat Pemprov Malut Jadi Tersangka Baru Kasus Gubernur Abdul Ghani Kasuba

Nasional
RI Ajukan Penyesuaian Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae ke Korsel, Kemenhan Jelaskan Alasannya

RI Ajukan Penyesuaian Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae ke Korsel, Kemenhan Jelaskan Alasannya

Nasional
 Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian, Jokowi Klaim Tak Beri Masukan

Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian, Jokowi Klaim Tak Beri Masukan

Nasional
Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jemaah Indonesia

Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jemaah Indonesia

Nasional
Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic', Jokowi: Benar Dong

Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang "Toxic", Jokowi: Benar Dong

Nasional
Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Nasional
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Nasional
Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tersenyum lalu Tertawa

Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tersenyum lalu Tertawa

Nasional
Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com