Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usul Rp 214 Miliar untuk Musnahkan Itik

Kompas.com - 13/01/2013, 02:45 WIB

PEKALONGAN, KOMPAS - Kementerian Pertanian mengusulkan anggaran Rp 214 miliar ke Kementerian Keuangan untuk kemungkinan dilakukan pemusnahan itik menyusul maraknya kasus kematian itik akibat flu burung belakangan ini. Namun, pemerintah belum menghitung besaran nilai penggantian bagi peternak.

Hal itu disampaikan Menteri Pertanian Suswono seusai berdialog dengan para petani di Balai Desa Kebonagung, Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah (Jateng), Sabtu (12/1) siang.

Menurut Suswono, peternak harus mendapatkan penggantian apabila pemusnahan itik diperlukan. Hal ini supaya peternak tidak dirugikan.

Meski demikian, penggantian bagi itik yang mati terserang virus flu burung belum ada. Hal itu karena kasus kematian itik saat ini belum bisa dimasukkan kategori kejadian luar biasa (KLB). Kasusnya masih terkendali dan belum mewabah. Jika sudah dinyatakan KLB, pemerintah baru bisa menggunakan dana bencana untuk membantu peternak.

Selain itu, ia melanjutkan, saat ini pemerintah juga terus memperketat pengawasan tata niaga itik antardaerah. Hal itu karena berdasarkan pengalaman yang ditemukan di Riau, yakni itik di Riau yang terjangkiti flu burung ternyata berasal dari Cirebon, Jawa Barat. ”Ini berarti pengawasan antardaerah tidak ketat. Untuk itu, sekarang kita lebih perketat lagi,” tuturnya.

Suswono mengatakan, virus flu burung yang menyerang itik di Indonesia sudah dipastikan bukan berasal dari mutasi gen. Ada dua kemungkinan asal virus, yaitu masuk dari daerah atau negara lain atau migrasi oleh burung dari India ke Australia.

Menurut dia, saat ini vaksin untuk flu burung pada itik sudah ditemukan. Rencananya, awal Februari akan diproduksi sekitar 1 juta vaksin untuk membantu para peternak. Vaksin tersebut juga akan diproduksi massal hingga sekitar 25 juta vaksin.

Sebenarnya vaksin flu burung lama, yang selama ini digunakan pada ayam, juga bisa digunakan untuk itik. Namun, agar efektif, pemberian vaksin harus diulang dua-tiga kali atau bahkan bisa mencapai lima kali.

Sementara itu, di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, peternak itik di Desa Bugel, Kecamatan Polokarto, yang ternaknya terserang flu burung, bingung. Mereka telah mencoba beragam obat bagi ternak, tetapi tidak mempan.

”Akhirnya kami berikan obat-obatan untuk manusia, mulai dari parasetamol, obat pusing bentuk tablet, puyer, sampai antibiotik. Beberapa bebek yang sudah kejang-kejang tidak jadi mati,” ucap Parno, seorang peternak yang 400 bebeknya—dari total 600 bebek miliknya—mati, Sabtu.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com