Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pusat Studi Bencana di PTN Kurang Dukungan

Kompas.com - 07/01/2013, 03:06 WIB

Jurusan kegunungapian

Sebelumnya, sejumlah ilmuwan mengeluhkan kurangnya penelitian kebumian, khususnya di bidang gempa bumi, tsunami, dan gunung api. Sebaliknya, Singapura yang tidak memiliki gunung api dan tidak terancam langsung oleh gempa dan tsunami mendirikan pusat studi kebumian atau Earth Observatory of Singapore (EOS) (Kompas, 5/1/2012). Beberapa ahli gunung api dan gempa dunia, termasuk dari Indonesia, saat ini bergabung dengan EOS.

Padahal, Indonesia merupakan negara yang memiliki gunung api terbanyak di dunia.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Surono mengatakan, sejauh ini jurusan kegunungapian juga belum ada di perguruan tinggi di Indonesia.

”Padahal, ilmu gunung api, baik yang fundamental (prediksi jangka panjang) maupun yang terkait prediksi jangka menengah hingga jangka pendek, memerlukan gabungan dari beberapa disiplin ilmu. Ada geologi, kimia, fisika, gunung api, dan geodesi,” katanya.

Surono menambahkan, momen letusan Merapi tahun 2010 sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk memperkuat studi kegunungapian. (AIK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com