Sebelumnya, sejumlah ilmuwan mengeluhkan kurangnya penelitian kebumian, khususnya di bidang gempa bumi, tsunami, dan gunung api. Sebaliknya, Singapura yang tidak memiliki gunung api dan tidak terancam langsung oleh gempa dan tsunami mendirikan pusat studi kebumian atau Earth Observatory of Singapore (EOS) (
Padahal, Indonesia merupakan negara yang memiliki gunung api terbanyak di dunia.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Surono mengatakan, sejauh ini jurusan kegunungapian juga belum ada di perguruan tinggi di Indonesia.
”Padahal, ilmu gunung api, baik yang fundamental (prediksi jangka panjang) maupun yang terkait prediksi jangka menengah hingga jangka pendek, memerlukan gabungan dari beberapa disiplin ilmu. Ada geologi, kimia, fisika, gunung api, dan geodesi,” katanya.
Surono menambahkan, momen letusan Merapi tahun 2010 sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk memperkuat studi kegunungapian.