Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Flu Burung pada Itik Ganas

Kompas.com - 03/01/2013, 03:42 WIB

Jakarta, Kompas - Tingkat keganasan virus flu burung subkelompok (subclade) 2.3.2 yang menyerang itik belakangan ini sama dengan virus flu burung subkelompok 2.1.3 yang menewaskan ratusan ribu unggas dan 180 orang di Indonesia sejak beberapa tahun lalu.

Demikian hasil penelitian Balai Besar Penelitian Veteriner pada Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Pertanian Kementerian Pertanian (Kementan) yang disampaikan, Rabu (2/1), di Jakarta.

Menurut peneliti Balai Besar Penelitian Veteriner pada Balitbang Pertanian Kementan, Indi Damayanti, hasil uji patogenisitas virus H5N1 yang bersirkulasi di Indonesia yang dilakukan di laboratorium Animal Biosafety Level 3 (ABSL3) Moduler milik BB Balivet terhadap virus flu burung subkelompok 2.1.3 dan 2.3.2 menunjukkan patogenitas yang tinggi pada itik dan menimbulkan kematian pada rentang 2-7 hari setelah terinfeksi.

”Kesimpulannya, kedua virus flu burung subclade 2.1.3 dan 2.3.2 mempunyai tingkat keganasan yang sama pada itik,” katanya. Meski demikian, kematian pada itik yang terjadi akhir-akhir ini belum tentu semua disebabkan virus subkelompok 2.3.2, tetapi dapat juga disebabkan virus subkelompok 2.1.3.

Karena itu, diperlukan diagnosis yang mendalam dan akurat, tidak hanya berdasarkan gejala klinis di lapangan. Yang penting harus diwaspadai, virus flu burung H5N1 di Indonesia masih terus bersirkulasi dan menyebabkan kematian yang tinggi pada unggas dan tetap menjadi ancaman bagi manusia.

Sekalipun memiliki tingkat keganasan yang sama dengan subkelompok 2.1.3, virus flu burung subkelompok 2.3.2 menyerang itik yang habitat hidupnya di air. Kondisi ini harus diwaspadai mengingat sifat air yang mengalir ke beragam tempat.

Begitu pula karena sifatnya yang zoonosis. Selain berpotensi menyerang unggas lain, termasuk ayam, juga dapat menyerang manusia. Penularan melalui air dimungkinkan asal ada kontak virus dengan mukosa.

Meski demikian, sejumlah faktor memengaruhi tingkat penularan, baik tingkat konsentrasi virus dalam air, mudahnya virus tersebut mati terkena sabun atau detergen, dan daya tahan tubuh manusia.

Pengambilan sebanyak 500 sampel di empat pasar tradisional di Jawa Timur menunjukkan bahwa virus flu burung subkelompok 2.3.2 tidak hanya menginfeksi itik, tetapi juga ditemukan di sektor publik/pasar. Hal ini berarti virus berisiko menyebar ke unggas lain dan menular ke manusia. Selain virus subkelompok 2.3.2, virus flu burung lain yang masih bersirkulasi di Indonesia adalah kelompok 2.1 dengan subkelompok 2.1.1; 2.1.2; dan 2.1.3.

Dengan demikian, di Indonesia saat ini terdapat dua virus flu burung ganas yang menyerang unggas, ayam dan itik, dan berpotensi ke manusia, yaitu subkelompok 2.1.3 dan 2.3.2. ”Kalau sampai industri peternakan komersial juga kena, dampaknya luar biasa,” katanya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com