Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duka Meliputi Keluarga Korban Kecelakaan Maut Ampera

Kompas.com - 27/12/2012, 23:45 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Maryam (46) berusaha tegar meski air mata terlihat mengalir saat bercerita kejadian tak terduga yang menimpa sang suami Maulana (42). Musibah tabrakan di warung pecel, Jalan Raya Ampera Kemang nomor 7, Jakarta Selatan, terjadi ketika suaminya tengah menikmati makanan di warung pecel tersebut.

Tak ayal, kejadian itu sendiri kemudian merenggut nyawa Maulana seketika di tempat kejadian. Istri korban mendapat kabar musibah itu pada Kamis (27/12/2012) dini hari tadi.

Kaget dengan kabar itu, dia pun bergegas menuju Rumah Sakit (RS) Fatmawati di Jakarta Selatan untuk mengetahui nasib sang suami. Namun, wanita kelahiran tahun 1966 itu harus menemui sang suami yang terbaring kaku di kamar jenazah rumah sakit.

"Awalnya dikabarin ada kecelakaan, cuma enggak dibilang gimana keadaannya. Jam 12 malem, langsung ke Fatmawati. Dicari di UGD enggak ada. Adanya di kamar jenazah," kata Maryam, saat ditemui wartawan di kediamannya, di Kemang Timur XV RT 10 RW 03, Kelurahan Bangka, Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Kamis (27/12/2012) sore.

Maryam mengaku memiliki firasat melalui sang anak. Namun, dia tak menyangka kejadian tragis itulah yang terjadi pada sang suami.

"Saya sama dua anak saya enggak bisa tidur. Sore Bapaknya bilang, 'Bapak mau kerja, Bapak jaga Cafe Kopi di Kemang'," ucap Maryam lirih.

Lilis, sanak keluarga korban menuturkan, perilaku tak biasa di tunjukan Maulana sore sehari sebelum kejadian. Menurutnya, korban mengunjungi rekan-rekan korban di wilayah Pejaten yang selama ini tak pernah dikunjungi.

"Kemarin sebelum meninggal datengin temen-temennya yang belum di kunjungin di Pejaten," ujarnya.

Atas peristiwa itu, meski kesedihan meliputi, keluarga mengaku tabah dan ikhlas dengan musibah itu. Meski begitu, keluarga menginginkan agar pengemudi yang menabrak Maulana mau bertanggung jawab dengan perbuatannya.

Pasalnya, korban merupakan tulang punggung keluarga yang menafkahi istri dan dua anaknya, Irfan (18) dan Muhammad Riski (9) yang masih butuh biaya ke depannya.

"Kita sih Ikhlas, memang sudah takdirnya begitu. Tapikan dia (korban) kan punya anak, dia itu jadi tulang punggung keluarga," ujar Lilis.

Jenazah korban kemudian disemayamkan pada siang tadi selepas Adzan Zhuhur. Maulana disemayamkan keluarga ditempat peristirahatannya yang terakhir di tempat pemakanan di wilayah Pejaten Barat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com