Langkah antisipasi ini ditempuh peternak di Kabupaten Blitar, Jombang, Kediri, dan Tulungagung, menyusul matinya belasan ribu itik dalam satu bulan terakhir di daerah tersebut.
Ketua Himpunan Peternak Unggas Lokal Indonesia Jawa Timur Mujiono, Senin (17/12), mengatakan, lalu lintas distribusi itik dari daerah rawan flu burung sudah dihentikan. Distribusi dibuka kembali apabila keadaan sudah kondusif.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Jawa Timur Emmylia menambahkan, peternak itik dilarang mengeluarkan ternaknya selama 14 hari jika berada pada satu area dengan kandang yang pernah terjadi kasus flu burung.
”Peternak harus menjaga itiknya tetap di dalam kandang, sampai tak ada lagi itik yang ditemukan mati,” lanjutnya.
Mangku Sitepu, mantan anggota Panel Ahli Komnas Flu Burung dan Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Influenza, mengatakan, pemerintah harus mewaspadai kemungkinan menularnya virus tersebut ke manusia. Saatnya Kementerian Pertanian dan Kementerian Kesehatan bekerja sama.
Namun, Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Masalah Kesehatan Dinas Kesehatan Jawa Timur Djaeli mengungkapkan, daging dan telur itik yang beredar di pasaran tetap aman dikonsumsi masyarakat asalkan terlebih dahulu dimasak hingga suhu 100 derajat celsius.
Sementara itu, kasus kematian itik di Jawa Tengah sudah menyebar di 22 dari 35 kabupaten/ kota di wilayah tersebut. Sejak September lalu, itik yang mati mencapai 61.800 ekor.
”Namun, jumlah itik yang mati relatif kecil dibandingkan populasi itik seluruh Jawa Tengah yang mencapai 8,1 juta ekor,” ujar Whitono, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jawa Tengah.
Terkait dengan itu, Dinas Peternakan Kabupaten Banyumas meminta 25.000-40.000 dosis vaksin flu burung kepada pemerintah pusat. Banyumas termasuk area jalur lalu lintas perdagangan unggas antarprovinsi.
Ketua Umum Asosiasi Obat Hewan Indonesia Rakhmat Nuryanto meminta pemerintah serius memantau perkembangan virus flu burung. Sebab, begitu virus tersebut bermutasi, vaksin yang selama ini diproduksi secara ketat dengan 4 strain tidak akan efektif lagi diaplikasikan. Diperlukan vaksin baru yang sesuai dengan karakter virus flu burung tipe baru tersebut.