Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kredit Macet PNPM Capai Rp 45 Miliar

Kompas.com - 27/11/2012, 06:48 WIB
Sri Rejeki

Penulis

SOLO, KOMPAS.com — Sebanyak Rp 45 miliar atau 3 persen dari aset dana bergulir Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan di Jawa Tengah yang bernilai Rp 1,5 triliun menjadi kredit macet. Meski demikian, program ini dipandang masih dibutuhkan untuk memberdayakan masyarakat miskin di perdesaan.  

Hal ini diungkapkan Konsultan Manajemen PNPM Mandiri Perdesaan Provinsi Jawa Tengah Rohmat Pujipurnomo, Selasa (27/11/2012).  

Penyebab utama kredit macet, menurut Rohmat, karena debitur gagal usaha, kenaikan harga bahan baku yang membuat debitur kekurangan modal padahal pinjaman belum lunas sehingga tidak bisa meminjam lagi, dan persaingan dengan produk pabrikan, termasuk impor, terutama dalam hal harga dan kemasan.  

Selain kredit macet, ada pula sejumlah dana yang dibawa lari pengurus. Namun, jumlahnya diperkirakan hanya 1 persen dari total aset dana bergulir di Jawa Tengah yang kini mencapai Rp 1,5 triliun.  

"Terhadap debitur yang kena kredit macet ada penjadwalan ulang, penghapusan pinjaman bagi yang meninggal, dan penghapusbukuan bagi yang jatuh miskin," kata Rohmat.  

Sekretaris salah satu Unit Pengelola Kegiatan di Kabupaten Blora, Elizabeth Rosi, mengungkapkan, di kelompoknya terdapat kredit macet Rp 600 juta dari total aset Rp 2,8 miliar. Ini terjadi karena gagal panen, usaha bangkrut, atau debitur merantau.  

Dari total 100.000 kelompok di Jawa Tengah, Rohmat mengungkapkan, jumlah kelompok yang telah benar-benar mampu mandiri mencapai 30 persen, sebanyak 15 persen lainnya masih taraf pemula, dan sisanya perlu pendampingan intensif agar mampu benar-benar mandiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com